Minggu, 18 Agustus 2013

Cara Membuat Haylase

Oleh : Nadhifa Husna
Apa haylase itu ?
Haylase adalah makanan ternak yang berasal dari fermentasi hijauan atau limbah pertanian dengan kandungan air 40-50% (Yani, 2001). Proses pembuatan haylase berlangsung di dalam silo, yaitu tempat dalam kondisi anaerob yang di desain secara khusus untuk menyimpan dan mengawetkan bahan pakan dengan kandungan air tinggi (Cullison, 1979). 
Haylase merupakan rekayasa teknologi pakan yang menggunakan sistem basah untuk menghasilkan pakan yang kering.  Menurut Wisnu (2009) Penyimpanan pakan juga dapat dilakukan dengan proses pengawetan pakan dalam bentuk kering yang lebih dikenal adalah hay. Hay adalah tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumput-rumputan / leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering berkadar air: 20-30%.
 Apa tujuan pembuatan haylase itu ?
Pembuatan haylase bertujuan untuk mengawetkan bahan pakan dan memperkecil kehilangan nutrien pakan. 
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas haylase itu ?
Kualitas haylase yang dihasilkan dipengaruhi oleh: 1) bahan baku haylase, berkaitan dengan kandungan RAC; 2) jenis silo, prinsip dasar silo adalah dapat menekan keluar udara yang ada didalam silo sehingga dapat mencapai kondisi anaerob; 3) bahan pengawet, bahan yang ditambahkan untuk memercepat pembentukan asam laktat untuk mencegah fermentasi yang berlebihan, mempercepat penurunan pH, suplemen zat makanan yang defisien dari hijuauan yang digunakan; 4) faktor lain yaitu: pelayuan, perlakuan mekanis, perlakuan pasca penen hijauan, stuktur tanaman dan kandungan protein (Bolsen et al, 1995). 
Bagaimana cara membuat haylase itu ?
·           Bahan :
Jerami Padi sebanyak 20 kg, 
Starter isi rumen sebanyak 20 lt, 
air secukupnya.

­ ·       Alat :
 timbangan berdiri untuk menimbang jerami padi, 
 ember untuk mencampur starter isi rumen dengan air, 
 drum (silo) untuk tempat fermentasi dan 
sarung tangan untuk mencelupkan jerami ke dalam starter isi rumen.
 Cara membuat :
     1.      Menimbang semua bahan sesuai dengan ukuran yang ditentukan, yaitu jerami padi 30 kg dan starter isi rumen sebanyak 10 lt.  
      2.      Menghamparkan jerami padi di atas lantai  
      3.      Memercikkan starter isi rumen pada jerami padi sampai merata.  (Bisa juga dengan mencampur isi rumen dengan air terlebih dahulu, kemudian mencelupkan jerami pada larutan tersebut).  
      4.      Menambahkan air sampai tingkat kebasahan jerami sesuai untuk di fermentasi.  
     5.      Memasukkan campuran jerami dan starter isi rumen ke dalam silo, dengan cara sedikit demi sedikit dan di padatkan.
      6.      Mendiamkan selama 2 bulan untuk proses fermentasi  
      7.      Haylase siap diberikan kepada ternak.

 Apa manfat penggunaan starter isi rumen dalam pembuatan haylase itu ?


Dalam pembuatan haylase, jerami padi dipercikkan starter isi rumen sebagai probiotik untuk proses fermentasi.  Penggunaan probiotik isi rumen ini bertujuan untuk mempercepat proses fermentasi.  Hal ini sesuai dengan pendapat http://info-nak.blogspot.com (2009) yang menyatakan bahwa kegunaan starter isi rumen adalah untuk mempercepat pengomposan, sebagai pupuk cair, untuk fermentasi jerami pakan ternak dan sebagai bibit bakteri.
Bagaimana ciri-ciri haylase yang baik itu ?
Haylase yang baik mempunyai ciri berbau asam, tidak berjamur, tidak berlendir, mempunyai warna yang seragam (hijau kecoklatan), tekstur jelas, N amonia 10-25% dari total N dalam silase.
 Berapa lama haylase bisa tahan ?
Haylase bisa tahan sampai 2 tahun apabila penyimpanan dilakukan secara baik dan benar dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan pakan.  Hal ini sesuai dengan pendapat Hall (1970) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan pakan adalah: 1) tipe atau jenis pakan; 2) periode atau lama penyimpanan; 3) metode penyimpanan; 4)  temperatur; 5) kandungan air; 6) kelembaban udara; 7) komposisi zat-zat makanan; 8) serangga, bakteri, kapang dan binatang pengerat.
 Reference :
Cullison, A. E. 1979. Feeds and Feeding, Second Edition. A Pretice Hall
Company. Virginia.


Hall, C.W. 1970. Handling and Storage of Food Grains in Tropical and  subtropical Areas. FAO, Rome

Wisnu, Achmad. 2009. Pengaruh Kadar Air Rumput Gajah sebagai Sumber Serat Pakan Lengkap terhadap Nilai Nutrisi dan kondisi fisik. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas peternakan Universitas Brawijaya, Malang

Yani, M. P. 2001. Teknologi Hijauan Pakan. Kerjasama Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya dan Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.

Sumber gambar : Dokumentasi pribadi (2012)

Special thanks to : Bpk.  Dr. Ir. Hadi Haryanto, M.P.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar