Oleh : Nadhifa Husna
Apa haylase itu ?
Apa haylase itu ?
Haylase adalah makanan
ternak yang berasal dari fermentasi hijauan atau limbah pertanian dengan
kandungan air 40-50% (Yani, 2001). Proses pembuatan haylase berlangsung di
dalam silo, yaitu tempat dalam kondisi anaerob yang di desain secara khusus
untuk menyimpan dan mengawetkan bahan pakan dengan kandungan air tinggi
(Cullison, 1979).
Haylase merupakan rekayasa
teknologi pakan yang menggunakan sistem basah untuk menghasilkan pakan yang
kering. Menurut Wisnu (2009) Penyimpanan pakan juga dapat dilakukan dengan proses
pengawetan pakan dalam bentuk kering yang lebih dikenal adalah hay. Hay adalah
tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumput-rumputan / leguminosa yang disimpan
dalam bentuk kering berkadar air: 20-30%.
Apa tujuan pembuatan haylase itu ?
Pembuatan
haylase bertujuan untuk mengawetkan bahan pakan dan memperkecil kehilangan
nutrien pakan.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas haylase itu ?
Kualitas haylase yang dihasilkan dipengaruhi oleh: 1) bahan baku
haylase, berkaitan dengan kandungan RAC; 2) jenis silo, prinsip dasar silo
adalah dapat menekan keluar udara yang ada didalam silo sehingga dapat mencapai
kondisi anaerob; 3) bahan pengawet, bahan yang ditambahkan untuk memercepat pembentukan
asam laktat untuk mencegah fermentasi yang berlebihan, mempercepat penurunan
pH, suplemen zat makanan yang defisien dari hijuauan yang digunakan; 4) faktor
lain yaitu: pelayuan, perlakuan mekanis, perlakuan pasca penen hijauan, stuktur
tanaman dan kandungan protein (Bolsen et al, 1995).
Bagaimana cara membuat haylase itu ?
·
Bahan :
Jerami Padi
sebanyak 20 kg,
Starter isi rumen sebanyak 20 lt,
air secukupnya.
· Alat :
timbangan berdiri
untuk menimbang jerami padi,
ember untuk mencampur starter isi rumen dengan air,
drum (silo) untuk tempat fermentasi dan
sarung tangan untuk mencelupkan jerami
ke dalam starter isi rumen.
Cara membuat :
1. Menimbang
semua bahan sesuai dengan ukuran yang ditentukan, yaitu jerami padi 30 kg dan
starter isi rumen sebanyak 10 lt.
2. Menghamparkan
jerami padi di atas lantai
3. Memercikkan
starter isi rumen pada jerami padi sampai merata. (Bisa juga dengan mencampur isi rumen dengan
air terlebih dahulu, kemudian mencelupkan jerami pada larutan tersebut).
4. Menambahkan
air sampai tingkat kebasahan jerami sesuai untuk di fermentasi.
5. Memasukkan
campuran jerami dan starter isi rumen ke dalam silo, dengan cara sedikit demi
sedikit dan di padatkan.
6. Mendiamkan
selama 2 bulan untuk proses fermentasi
7. Haylase siap
diberikan kepada ternak.
Apa manfat penggunaan starter isi rumen dalam pembuatan haylase itu ?
Dalam pembuatan haylase, jerami padi dipercikkan
starter isi rumen sebagai probiotik untuk proses fermentasi. Penggunaan probiotik isi rumen ini bertujuan
untuk mempercepat proses fermentasi. Hal
ini sesuai dengan pendapat http://info-nak.blogspot.com (2009) yang menyatakan bahwa kegunaan
starter isi rumen adalah untuk mempercepat pengomposan, sebagai pupuk cair, untuk
fermentasi jerami pakan ternak dan sebagai
bibit bakteri.
Bagaimana ciri-ciri haylase yang baik itu ?
Haylase yang baik mempunyai ciri berbau asam, tidak berjamur, tidak
berlendir, mempunyai warna yang seragam (hijau kecoklatan), tekstur jelas, N
amonia 10-25% dari total N dalam silase.
Berapa lama haylase bisa tahan ?
Haylase bisa tahan sampai 2 tahun apabila penyimpanan dilakukan secara baik
dan benar dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan
pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hall (1970) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi penyimpanan pakan adalah: 1) tipe atau jenis pakan; 2) periode
atau lama penyimpanan; 3) metode penyimpanan; 4) temperatur; 5) kandungan air; 6) kelembaban
udara; 7) komposisi zat-zat makanan; 8) serangga, bakteri, kapang dan binatang
pengerat.
Reference :
Cullison,
A. E. 1979. Feeds and Feeding, Second
Edition. A Pretice Hall
Company.
Virginia.
http://info-nak.blogspot.com/2009/02/membuat-probiotik-dari-isi-rumen-1.html Diakses tanggal 26 Desember 2012.
Hall, C.W. 1970. Handling and Storage of Food Grains in Tropical and subtropical Areas. FAO, Rome
Wisnu, Achmad. 2009. Pengaruh Kadar Air Rumput
Gajah sebagai Sumber Serat Pakan Lengkap terhadap Nilai Nutrisi dan kondisi
fisik. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas peternakan Universitas Brawijaya,
Malang
Yani, M.
P. 2001. Teknologi Hijauan Pakan.
Kerjasama Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya dan Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi.
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi (2012)
Special thanks to : Bpk. Dr. Ir.
Hadi Haryanto, M.P.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar