Sabtu, 31 Agustus 2013

Cara Membuat Pupuk Cair Darah


Oleh : Nadhifa Husna

Apa Pupuk Cair Darah itu ?
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair.  Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang mengandung unsur haranya lebih cari satu unsure (Afghanaus, 2011).  Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair (Rizal, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa pupuk cair merupakan salah satu jenis proses fermentasi.
Pupuk cair darah adalah pupuk cair yang terbuat dari media darah (Iswaraorchid, 2008).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa proses fermentasi dalam pembuatan pupuk cair darah dengan menggunakan bakteri fermentasi Effective Microorganism-4 (EM-4). 
Menurut Iswaraorchid (2008), pupuk tersebut juga dapat mengurangi timbulnya penyakit pada tanaman. Meningkatkan kualitas rasa pada sayur dan buah. Meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dari tanaman karena mikroba membantu menyediakan nutrisi yang siap diserap tanaman.
Apa Darah Sapi itu ?
Pada hewan seperti sapi, komposisi darah didalam tubuh cukup besar yaitu 3,5 – 7 % dari total berat tubuh (Abrianto, 2011). 
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri (http://id.wikipedia.org, 2013).
Apa saja komposisi Darah Sapi itu ?
Darah Sapi mengandu­ng energi sebesar 104 kilokalori, protein 21,9 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 1,1 gram, kalsium 7 miligram, fosfor 24 miligram, dan zat besi 1 miligram.  Selain itu di dalam Darah Sapi juga terkandung vitamin A sebanyak 50 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram (Anonima, 2012)
Dari hasil analisis, Pupuk Cair dari Limbah Darah Sapi ini mengandung C-organik sebesar 0,2 %, Nitrogen (N) sebesar 5,5 %, Phospor sebesar 37,70 % dan Kalium sebesar 0,12 % (Fitri dkk, 2012).


Bagaimana cara membuat Pupuk Cair Darah itu ?
            Bahan :
Limbah darah dari RPH sebanyak 1 jerigen besar (20 Liter), EM4 sebanyak 500 ml, MOL (Mikro Organisme Lokal) sebanyak 1 liter, dan starbio sebanyak 1 kg.
            Alat :
Jerigen sebanyak 3 buah untuk tempat pembuatan dan penyimpanan pupuk cair dari darah, corong untuk memasukkan darah ke jerigen, dan kayu untuk mengaduk
Cara membuat : 
       1.      Menyiapkan semua alat dan bahan yang digunakan. 

       2.      Membagi darah (20 liter) menjadi 3 jerigen besar dengan ukuran yang sama ± 6,66 liter.
             3.      Jerigen I masukkan EM4 campur dengan cara di aduk dan digoyang – goyang. 

        4.      Jerigen II masukkan Starbio campur dengan cara diaduk dan digoyang – goyang. 

       5.      Jerigen III masukkan MOL campur dengan cara diaduk dan digoyang – goyang. 

       6.      Tutup masing – masing drum dan biarkan selama 1 minggu. 
             7.      Setelah 1 hari pupuk dibuka dan siap digunakan.

Mengapa menggunakan MOL, EM-4 dan Starbio ?
Pembuatan Pupuk Cair Darah dilakukan 3 (tiga) perlakuan yaitu menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL), Effective Microorganism-4 (EM-4) dan Starbio. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimb (2012) yang menyatakan bahwa untuk pembuatannya pupuk organik cair membutuhkan bahan dasar yaitu bahan organik dan bahan pemicunya dan sudah sangat mudah ditemui dipasaran. Sebagai starter kita membutuhkan produk EM-4 (Effective Microorganism -4) atau Starbio yaitu yang mengandung bakteri mikroorganisme yang masih dalam keadaan tidur atau belum aktif. Untuk itu bakteri mikroorganisme ini perlu kita aktifkan untuk menguraikan bahan organik yang kita siapkan yang akan menjadi pupuk organik dalam waktu yang relatif lebih cepat
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman
Pembuatan Pupuk Cair Darah, darah dicampur dengan Effective Microorganism-4 (EM-4). Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat fermentasi.  Hal ini sesuai dengan pendapat Umniyatie (2012) yang menyatakan bahwa penggunakan EM-4 dalam pengomposan memiliki keunggulan antara lain cepat masa fermentasinya, irit biaya dan kompos yang dihasilkan memiliki karakter kompos yang baik misalnya bau warna dan C/N ratio kompos. 
Pembuatan Pupuk Cair Darah, darah dicampur dengan Starbio. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat fermentasi.  Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimb (2012), yang menyatakan bahwa Starbio merupakan hasil teknologi tinggi yang berisi koloni mikroba rumen sapi yang diisolasi dari alam untuk membantu penguraian struktur jaringan pakan yang sulit terurai.
 Bagaimana tanda-tanda proses fermentasi pada jerigen itu ?
Tidak berapa lama jerigen akan mengembung. Hal ini berarti proses fermentasi sedang berlangsung. Untuk mengurangi tekanan jerigen , tutup jerigen dapat dilonggarkan sampai udara keluar. Lalu ditutup kembali rapat-rapat. Tutup jerigen jangan dibuka terlalu lama, untuk menghindari kontaminasi dari luar. Untuk menyiasati agar dalam pembuatan pupuk tidak perlu membuka-buka tutupnya, ada cara sederhana yang dapat dilakukan. Lubangi tutup jerigen. Lalu masukkan selang kecil . Selang berfungsi menyalurkan udara keluar. Masukkan ujung selang satunya kedalam wadah yang berisi air. Sehingga tidak ada kontak dengan udara luar. Agar tidak terjadi kebocoran , tutup rongga pada hubungan antara tutup jerigen dengan selang dengan lilin mainan. Lilin mainan akan menutup rongga kecil tersebut.
Bagaimana ciri-ciri Pupuk Cair Darah yang Sudah Jadi itu ?
Pupuk cair yang sudah jadi warnanya masih merah.  Hal ini sesuai dengan pendapat Abrianto (2011) yang menyatakan bahwa pupuk cair darah sapi yang sudah jadi warnanya memang masih merah, seperti darah. Untuk menghilangkannya dapat dilakukan dengan menggunakan metoda aerasi, yaitu menggunakan bakteri dan jamur aerob.  Selain dapat menjernihkan, metode aerasi akan memperkaya pupuk dengan bakteri, jamur dan mikroba lain yang bermanfaat bagi tananan.
Setelah proses fermentasi selesai, akan tercium bau seperti bau tape. Warna pupuk merah. Untuk menghilangkan warna merah dilakukan dengan menggunakan metoda aerasi, yaitu menggunakan bakteri, dan jamur aerob. Dengan proses lebih lanjut ini maka akan didapatkan pupuk dengan warna yang lebih jernih. Dan manfaat yang yang lebih optimal.
Berapa lama proses fermentasi dalam pembuatan Pupuk Cair Darah itu ?

Proses fermentasi pada pembuatan pupuk cair darah akan terjadi selama 14 hari . Setelah empat belas hari, dalam kondisi yang tertutup rapat pupuk tahan selama 3 bulan. Setelah itu, pupuk tetap dapat digunakan, namun dengan kualitas yang telah menurun.
Apa manfaat Pupuk Cair Darah itu ?
Pupuk cair darah akan sangat bermanfaat apabila disemprotkan pada bagian bawah daun sehingga merangsang stomata untuk membuka lebih cepat. Pupuk tersebut juga dapat mengurangi timbulnya penyakit pada tanaman. Meningkatkan kualitas rasa pada sayur dan buah. Meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dari tanaman karena mikroba membantu menyediakan nutrisi yang siap diserap tanaman.
Reference :

Abrianto. 2011. Mari Mengolah Limbah Darah Sapi untuk Pakan Ikan dan Pupuk Tanaman.http://duniasapi.com/id/component/content/article/50-limbah/2525-mari-mengolah-limbah-darah-sapi-untuk-pakan-ikan-dan-pupuk-tanaman.html.  Diakses tanggal 6 April 2013.

Afghanaus.  2011.  Pupuk Organik Cair. http://afghanaus.com/pupuk-organik-cair/. Diakses tanggal 6 April 2013.

Anonima.  2012. Isi Kandungan Gizi Darah Sapi Komposisi Nutrisi Bahan Makanan.http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-darah-sapi-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html. Diakses tanggal 6 April 2013.

Anonimb. 2012.  Starbio.http://starbio-stardec.blogspot.com/2012/12/starbio.html. Diakses  tanggal 6 April 2013.


Fitri, Dery, Sylvi, dan Vivi Yarni . 2012.  Pembuatan dan Analisis Pupuk Cair Dari Limbah Darah Sapi.  http://jurnalsmakpa.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar_2010.html. Diakses tanggal 6 April 2013.

http://id.wikipedia.org, 2013.  Darah.  http://id.wikipedia.org/wiki/Darah.  Diakses tanggal 10 April 2013.

Iswaraorchid. 2008.  Membuat Pupuk Organik dengan Menggunakan Limbah Darah. http://iswaraorchid.wordpress.com/2008/09/13/membuat-pupuk-organik-dengan-menggunakan-limbah-darah/
Rizal, Ahmad Syamsu.  2012.  Pupuk Organik Cair.  http://cerita-dari-itb.blogspot.com/2012/09/pupuk-organik-cair.html. Diakses tanggal 6 April 2013.

Umniyatie, Siti.  2012. Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba Efektif 4 (effective Microorganism-4).

Sumber gambar : Dokumentasi pribadi (2013)

Special thanks to : Bpk. Sucipto, S.Pt, M.Si


Cara Membuat Ragi Tape


Oleh : Nadhifa Husna

Apa  Ragi Tape itu ?
Ragi tape atau yang sering disebut sebagai “ragi” adalah starter  untuk membuat tape ketan  atau  tape  singkong (Syarief, 2011).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam  ragi  ini  terdapat  mikroorganisme  yang dapat  mengubah  karbohidrat  (pati)  menjadi  gula  sederhana  (glukosa)  yang selanjutnya  diubah  lagi  menjadi  alkohol. 
Beberapa  jenis  mikroorganisme  yang terdapat  dalam  ragi  adalah  Chlamydomucor  oryzae,  Rhizopus  oryzae,  Mucor  sp., Candida sp., Saccharomyces cerevicae, Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain (Syarief, 2011).  Ragi tape merupakan populasi campuran mikroba yang terdapat beberapa jenis yaitu genus Aspergillus, genus Saccharomises, genus Candida, genus Hansnula, sedang bakterinya adalah Acetobacter (Widodo, 2011). Dijelaskan lebih lanjut bahwa Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansnula dapat menurunkan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainnya. Acetobacter mengubah alkohol menjadi cuka. Secara fisiologis, ragi mempunyai persamaan yaitu menghasilkan fermen atau enzim-enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang diubah berbeda-beda.
Apa Jamur Saccharomyces Cerevisiae itu ?
Ragi tape sebenarnya adalah berupa mikroba Saccharomyces Cerevisiae yang dapat mengubah karbohidrat. Sedang jamur yang ada dalam ragi tape adalah jenis Aspergillus. Ragi tape merupakan inokulan yang mengandung kapang aminolitik dan khamir yang mampu menghidrolisis pati. Kapang tersebut adalah Amilomyces rouxii, sedangkan khamir tersebut adalah Saccharomyces. Adapun mikroflora yang berperan pada ragi tape adalah jenis Candida, Endomycopsis, Hansnula, Amilomyces rouxii dan Aspergillus Orizae (Widodo, 2011).


Jamur Saccharomyces cerevisiae, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama jamur ragi, telah memiliki sejarah yang luar biasa di industri fermentasi. Karena kemampuannya dalam menghasilkan alkohol inilah, S. cerevisiae disebut sebagai mikroorganisme aman (Generally Regarded as Safe) yang paling komersial saat ini (Aguskrisno, 2011).
Saccharomyces cerevisiae berfungsi dalam pembuatan roti dan bir, karena Saccharomyces bersifat fermentatif (melakukan fermentasi, yaitu memcah glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol) kuat. Namun, dengan adanya oksigen, Saccharomyces juga dapat melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air (Wikipedia, 2012).
Aguskrisno (2011) menyatakan taksonomi Saccharomyces cerevisiae adalah sebagai berikut :
Domain                    :  Eukaryota
Kingdom                  Fungi
Subkingdom             Dikarya
Phylum                     Ascomycota
Subphylum               Saccharomycotina
Class                         Saccharomycetes
Order                        Saccharomycetales
Family                      Saccharomycetaceae
Genus                       Saccharomyces
Specific descriptor   cerevisiae
Scientific name         Saccharomyces cerevisiae
Selain Saccharomyces  cerevicae,  dalam  proses  pembuatan  tape  ini  terlibat  pula mikroorganisme  lainnya,  yaitu  Mucor  chlamidosporus  dan  Endomycopsis  fibuligera. Kedua  mikroorganisme  ini  turut  membantu  dalam  mengubah  pati  menjadi  gula sederhana (glukosa) (Syarief, 2011).
Apa Manfaat Ragi Tape itu ?

Ragi tape (ragi padat), selain dimanfaatkan untuk fermentasi pembuatan tape terkadang juga untuk mengempukkan ikan atau membuat pindang bandeng. Dalam penggunaannya, ragi padat harus dihaluskan sebelum ditaburkan dalam bahan lainnya (Rahman dkk, 2011). 
Ragi menghasilkan enzim pitase yang dapat melepaskan ikatan fosfor dalam phitin, sehingga dengan ditambahkan ragi tape dalam ransum akan menambah ketersediaan mineral (Widodo, 2011). Dijelaskan lebih lanjut bahwa ragi bersifat katabolik atau memecah komponen yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dicerna oleh ternak.
Widodo (2011) menyatakan bahwa spesies Aspergillus flavus relatif tidak aktif bila dibandingkan dengan jamur selulolitik yang lain, tapi enzim yang dihasilkan oleh Aspergillus orizae dan Aspergillus flavus mampu mendegradasi sellulosa dan juga menghidrolisis xylon, maka dengan penambahan ragi tape dapat meningkatkan kegiatan pencernaan dalam tubuh ternak sehingga pertumbuhan ternak menjadi optimal.
Ragi biasanya digunakan untuk penambahan protein dalam pakan ternak bersama-sama tepung ikan (Widodo, 2011). Dijelaskan lebih lanjut bahwa pada ayam pedaging, bahan pakan tepung ikan atau tepung kedelai dapat digantikan dengan ragi dengan nilai nitrogen dalam pakan yang sebanding, demikian juga ayam petelur.
Dalam beberapa hal pertumbuhan ragi dalam bahan pakan menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pakan dari sisi mutu, baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya simpannya. Penggunaan ragi adalah sebagai sumber protein dan vitamin bagi konsumsi manusia dan ternak (Widodo, 2011).
Pada  dasarnya  pembuatan  ragi  merupakan  teknik  dalam  memperbanyak  mikroorganisme  yang berperan  dalam  pembuatan  tape.  Perbanyakan  ini  dilakukan dalam  suatu  medium  tertentu  dan  setelah  cukup  banyak  mikroba  yang  tumbuh, pertumbuhannya dihentikan serta dibuat dalam keadaan istirahat, baik dalam bentuk sel  maupun  dalam  bentuk  sporanya.  Penghentian  pertumbuhan  mikroba  tersebut dilakukan dengan cara mengeringkan medium tumbuhnya (Rochintaniawati, 2012).

Bagaimana cara membuat Ragi Tape itu ?

            Bahan (1 resep) :
Tepung beras 1 kg, lengkuas (laos) 25 gram, bawang putih 2 siung, ubi kayu 1 ons, jeruk nipis 1 buah, gula pasir 10 gram dan air bersih 1 liter serta ragi pasar 2 butir/kg tepung beras.  Dalam praktikum menggunakan setengah resep.
Alat :
Baskom kecil untuk mencampur bahan, pisau untuk mengiris dan mengupas bahan, tampah untuk menjemur ragi tape, plastik transparan sebagai alas tampah, cobek untuk menghaluskan bahan.

Cara membuat : 
       1.      Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan. 
      2.      Lengkuas, bawang putih, jeruk nipis dan ubi kayu dikupas dan dihilangkan bagian-bagian yang tidak berguna. 
       3.      Bahan-bahan tersebut dihaluskan dengan cara digerus dan diparut. 

       4.      Kemudian dicampur dengan tepung beras.  Tambahkan sedikit air hingga menjadi adonan yang kental. 

       5.      Tambahkan ragi pasar 2 butir/kg tepung beras. 
     6.      Adonan dibiarkan selama 3 hari pada suhu kamar dalam keadaan terbuka (akan ditumbuhi ragi dan kapang secara alami).  

       7.      Setelah 3 hari, buang semua kotoran dan peras adonan tersebut agar airnya berkurang. 
       8.      Bentuk bulatan-bulatan, kemudian jemur sampai kering.

 Berapa lama Ragi Tape bisa disimpan itu ?
Umur simpan ragi sangat tergantung pada jenis kemasan yang digunakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahman dkk (2011) yang menyatkan bahwa ragi dalam kemasan plastik bisa tahan hingga 3 bulan, sedangkan ragi dalam wadah tertutup/kemasan aluminum foil tahan hingga 12 bulan.
Menurut Rahman dkk (2011), ragi padat dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan kehilangan daya peragiannya jika disimpan dalam suhu 2 derajat celcius selama 4 sampai 5 minggu. Ragi padat harus selalu disimpan ditempat dingin (lemari es).
Ragi yang sudah rusak tidak layak untuk digunakan dalam pembuatan makanan karena sudah tidak dapat berfermentasi lagi.  Menurut Anonima (2012) agar kondisinya tetap baik, ragi harus disimpan pada suhu 4,50C. Kondisi ragi akan semakin buruk apabila disimpan pada udara yang panas karena akan meyerap panas dan kemudian akan beremah. Adanya remah merupakan pertanda bahwa dalam diri ragi telah terjadi fermentasi yang dikenal dengan istilah autolysis yang disebabkan oleh enzim dari ragi itu sendiri. Pada akhirnya ragi akan berubah wujud menjadi massa yang sedikit lengket, berbau tidak enak, berwarna gelap dan tidak bermanfaat lagi.

Reference  :
Aguskrisno. 2011. Peranan Jamur Ragi Saccharomyces cerevisiae sebagai Fermentasi Roti.

Anonima. 2012. Isi Kandungan Gizi Tepung Beras Nutrisi Bahan Makanan. http://keju.blogspot.com/1970/01/isi-kandungan-gizi-tepung-beras-komposisi-nutrisi-bahan-makanan.html Diakses tanggal 18 Maret 2013.

Anonimb. 2012. Proses Fermentasi Pembuatan Tape Beras.


Rahman, Ilhamdani, Irhamdi, Mawardi dan M. Ihsan. 2011. Makalah pertanian. Mikrobiologi. Fakultas pertanian universitas syah kuala. Darussalam-banda aceh. Http://ruangpertaniandanpuisi-puisi.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah.html. Diakses tanggal 18 maret 2013.
Rochintaniawati, Diana. 2012. Pembuatan Ragi Tape. http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/940/1/20406586.pdf
Syarief, Uci. 2011. Pembuatan Ragi Tape. http://ucu-syarief.blogspot.com/2011/03/pembuatan-ragi-tape.html. Diakses tanggal 18 Maret 2013.
Widodo, Wahyu. 2011. Fermentasi Ragi Tape.

Wikipedia. 2012. Saccharomyces_cerevisiae. http://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces_cerevisiae. Diakses tanggal 18 Maret 2013.

Sumber gambar : 
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/27/peranan-jamur-ragi-saccharomyces-cerevisiae-sebagai-fermentasi-roti/
Dokumentasi pribadi (2013)

Special thanks to : Ibu Ir. Andang Andiani L., M.Si