Sabtu, 07 September 2013

Perencanaan Pembangunan Wilayah Pedesaan


PERENCANAAN WILAYAH DESA KOROWELANGANYAR KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN
IKAN BANDENG

Oleh :  Nadhifa Husna


BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perencanaan desa merupakan upaya yang dilakukan secara sistematis untuk menetapkan arah, kebijakan, strategi dan program dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam dunia bisnis dan manajemen penyusunan rencana diantaranya menterjemahkan dalam bentuk investasi modal agar organisasi dapat berjalan dan menghasilkan keuntungan. Demikian halnya perencanaan desa sebagai bentuk investasi agar mayarakat dan pemangku kepentingan secara efektif dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Desa Korowelanganyar merupakan salah satu dari 15 desa di Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal.  Desa Korowelanganyar berkembang karena kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam, yaitu penangkapan ikan di laut, pengembangan budidaya tambak, dan usaha pertanian sawah. Maju atau mundurnya usaha masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam di desa ini berarti sangat dipengaruhi oleh jenis kegiatan yang ada di dalam dan sekitar desa sampai ke arah hulu, kondisi pemanfaatan secara fisik wilayah pesisir desa dan pelaku-pelaku kegiatan di wilayah ini. Oleh karena itu untuk mencapai suatu taraf perkembangan wilayah yang makmur, berkelanjutan, berkeadilan dan demokratis diperlukan perencanaan yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi sambil tetap memperhatikan kelestarian alam, memberikan peluang secara setara kepada semua pihak dan dibangun atas kesepakatan bersama.
Perencanaan yang baik dapat tersusun bila data dan informasi pendukungnya lengkap dan pelaku-pelaku kegiatan yang mempengaruhi perkembangan wilayah mau duduk bersama untuk menyusun serta memutuskan perencanaan wilayah yang bersangkutan. Lebih jauh lagi, perencanaan yang baik baru akan berhasil bila dilaksanakan dengan baik pula. Oleh karena itu wilayah Desa Korowelanganyar perlu berangkat dari proses yang baik, yaitu menyusun rencana wilayah bersama untuk pada akhirnya mendapatkan hasil untuk kebaikan bersama pula.
Desa ini dipilih berdasarkan wilayah kerja penulis, dan merupakan salah satu dari desa pesisir di Kecamatan Cepiring. Tugas praktikum ini menyajikan profil lingkungan dan penduduk yang ada di Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal. Informasi yang dicakup adalah informasi-informasi yang menonjol tentang komoditas unggulan, kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk desa, serta karakteristik fisik lingkungannya. Fokus diarahkan pada wilayah pesisir dan aktivitas yang berkaitan dengan wilayah ini.
1.2.Tujuan
Tujuan dilaksanakan tugas praktikum ini adalah untuk mengetahui perencanaan wilayah untuk pengembangan komoditas unggulan. Dalam hal ini perencanaan wilayah di lokasi kerja masing-masing, yaitu Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal untuk pengembangan komoditas unggulan ikan bandeng.
 1.3.Manfaat
Data dan informasi yang dimuat dalam tugas praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan analisa dan pertimbangan untuk penyusunan rencana wilayah pesisir dalam cakupan masing-masing batas wilayah desa. Pengembangan rencana di tingkat desa dan mencakup satu wilayah desa tidak bisa terlepas dari wilayah sekitarnya yang secara fisik saling mempengaruhi, misalnya sebagai satu kesatuan wilayah dalam satu garis pantai ataupun satu kesatuan daerah aliran sungai. Dengan demikian data dan informasi ini bisa dimanfaatkan untuk perencanaan pesisir di masing-masing desa maupun dalam batas wilayah yang lebih luas.

BAB II
PERENCANAAN WILAYAH DESA KOROWELANGANYAR KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL UNTUK KOMODITAS UNGGULAN IKAN BANDENG

Perencanaan Wilayah Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring  Kabupaten Kendal untuk Komoditas Unggulan Ikan Bandeng disusun berdasarkan 8 (delapan) langkah perencanaan wilayah sebagai berikut :
1. IDENTIFIKASI KONDISI SAAT INI DAN PERMASALAHAN
1.1.  Identifikasi Potensi Wilayah

A. Gambaran Umum Kabupaten Kendal
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kendal mengalami peningkatan yang cukup signifikan.  Hal ini dikarenakan Kabupaten Kendal memilki potensi bisnis yang beragam dan menjanjikan.  Tiga potensi unggulan yaitu perikanan dan kelautan, pertanian dan perkebunan, serta sektor pariwisata yang mulai dikenal masyarakat luas. Beberapa potensi unggulan tersebut juga mulai dikenal konsumen dari luar daerah, seperti potensi ikan bandeng, potensi kerupuk rambak, potensi batik tulis, industri bordir, potensi hasil pertanian, dan lain sebagainya
Kabupaten Kendal memiliki luas wilayah sekitar 1.0002,23 km2 yang terbagi lagi menjadi 20 kecamatan, 265 desa, serta 20 kelurahan. Berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, Kota Semarang di sebelah timur, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang di sisi selatan, serta Kabupaten Batang di bagian barat.  Tahun 2012 silam jumlah penduduk di Kabupaten Kendal sebanyak 1.040.366 jiwa dan tentunya jumlah tersebut terus meningkat memasuki awal tahun 2013.
Kabupaten Kendal memiliki wilayah yang cukup lengkap, terdiri dari pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Dengan luas laut mencapai sekitar 941, 28 km2 dan panjang pantai 41 km, Kabupaten Kendal diuntungkan dengan beragam potensi tangkapan ikan laut. Hasil tangkapan ikan laut mencapai 995, 2 ton pada 2011 dari jumlah perahu atau kapal penangkap ikan sebanyak 1.430 unit
          Menurut Kepala Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal drh. Kumaedi, untuk budidaya perikanan air payau (tambak) terdapat di 7 Kecamatan wilayah pantura yaitu Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Patebon, Cepiring, Kangkung, dan Rowosari. Luas tambak di wilayah Kabupaten Kendal mencapai 3.292,22 Ha, dengan jumlah pembudidaya ikan sebanyak 1.084 orang. Sedangkan total produksinya pada tahun 2009 mencapai 7.107 ton atau naik 6,85 % dibanding tahun 2008 yang produksinya sebanyak 6.651,62 ton. Dengan komoditas unggulan sebagian besar terdiri dari bandeng, udang vaname, dan udang windu.
Budidaya ikan yang terbesar yang diusahakan oleh petani tambak di Kabupaten Kendal yaitu budidaya bandeng. Kegiatan budidaya bandeng dilakukan dalam bentuk pembesaran dan  pembenihan bibit bandeng (nener) yaitu pentokolan nener. Jumlah produksi bandeng pada tahun 2009 sebesar 4.756,66 ton atau naik 17,22 % dibanding produksi tahun 2008 yang berjumlah 4.057,98 ton. 

B. Gambaran Umum Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring  Kabupaten Kendal

Desa Korowelanganyar terletak di sebelah utara dari 15 desa yang temasuk di wilayah Kecamatan Cepiring. Jarak desa dengan kecamatan adalah 5 km, ke kabupaten 10 km dan ke propinsi 30 km. Desa Korowelanganyar memiliki luas wilayah 221 Ha. (Monografi Desa, 2011). Luas tambak desa Korowelanganyar adalah 25 Ha Sisanya merupakan perumahan, kebun dan luasan persawahan.
  • Keadaan Geografis
Berdasarkan letak geografis, Desa korowelanganyar dibatasi oleh sebelah utara Desa Margorejo dan Laut Jawa, sebelah Selatan Desa Korowelangkulon, sebelah Timur Desa Pidodo Kulon dan Desa Pidodo Wetan, sebelah Barat   adalah Desa Korowelangkulon. Desa Korowelanganyar terdiri dari 2 dusun yaitu : Dusun Gebang I dan Dusun Gebang II.
  • Topografi
Berdasarkan keadaan topografi wilayah Desa Korowelanganyar termasuk dataran rendah  berada di ketinggian tempat 5 mdpl. Tingkat keasaman tanah (pH) normal sebesar 6-7 dengan struktur tanah alluvial, dan kedalaman air tanah 3 m.
  • Iklim
               Suhu rata-rata 32 0C pada siang hari dan 28 0C pada malam hari.  Curah hujan per tahun di Desa Korowelanganyar adalah 1.356 mm dengan hari hujan per tahunnya 86 hari.  Musim Hujan berlangsung antara bulan Oktober    Juni dengan curah hujan tertinggi pada bulan April dan bulan kering berlangsung selama 3 bulan yaitu pada bulan  Juli    September.          
  • Keadaan Penduduk dan Budaya
Kebanyakan penduduk di Desa Korowelanganyar adalah penduduk asli Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal yang sudah berdiam di wilayahnya sejak 30-40 tahun terakhir dan 98% dari mereka beragama Islam. Dari jenis mata pencaharian, tercatat bahwa presentase terbesar dari masyarakat Desa Korowelanganyar berprofesi sebagai petani, nelayan, dan petambak. Sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat Desa Korowelanganyar adalah tamatan Sekolah Dasar.
Sebagai desa pesisir, Desa Korowelanganyar tidak terlepas dari beberapa tradisi nelayan, seperti Upacara Nyadran. Upacara ini adalah acara sedekah laut yang mencerminkan rasa terima kasih nelayan atas rejeki yang didapatnya dari hasil laut. Biasanya upacara ini diadakan nelayan Desa Korowelanganyar setiap tahun dan jatuh pada bulan Muharram (Sura).
  • Keadaan Sosial ekonomi
Sebagai desa pesisir kondisi sosial ekonomi yang menonjol di wilayah Desa Korowelanganyar adalah kondisi masyarakat nelayan dan petambak dengan kegiatan perikanannya. Kegiatan ekonomi di bidang perikanan terbagi atas 2 kategori, yaitu: perikanan budidaya/ pertambakan dan perikanan tangkap.  Jenis komoditi tambak menghasilkan 2 komoditi perikanan antara lain : udang vanname dan bandeng.  Budidaya tambak yang dominan adalah bandeng. 
  • Potensi Area
Potensi area tambak produktif yang terdapat di Desa Korowelanganyar adalah 25 ha (Monografi Desa, 2011). Potensi ini belum termasuk area persawahan yang telah dirubah menjadi petak-petak tambak baru, karena selalu tergenang.
  • Kondisi Produksi
Hasil produksi pertambakan di Desa Korowelanganyar rata-rata adalah 45,33 ton.  Adapun hasil produksi pertambakan di Kabupaten Kendal khususnya produksi bandeng pada tahun 2009 sebesar 4.756,66 ton.
  • Pemasaran hasil
Penjualan hasil tambak biasanya dilakukan kepada bakul (pengumpul) dan gudang (kemitraan).  Gudang adalah pembeli/pengumpul hasil tambak dari petambak yang berlangganan mengambil pakan, bibit atau obat-obatan secara berhutang kepada yang bersangkutan. Bakul eceran adalah pengumpul hasil pertambakan dari petambak, termasuk yang tidak memiliki ikatan hutang piutang terhadapnya.
  • Tingkat pendapatan
Dari segi pendapatan, rata-rata petani tambak mempunyai penghasilan bersih pada kisaran Rp 2-5 juta rupiah per bulan. Penghasilan ini mereka dapatkan dari penjualan hasil tangkapan harian dan hasil budidaya.  Petani tambak sendiri pada umumnya terlihat memiliki tingkat kesejahteraan yang cukup baik.
1.2.  Isu-Isu dan Permasalahan Desa Korowelanganyar Kecamtan Cepiring Kabupaten Kendal

1.  Penurunan Produktivitas Perikanan Budidaya/Tambak
Secara teknis persoalan yang dihadapi adalah kegagalan budidaya bandeng karena penyebab dari faktor internal, yaitu kurangnya pengetahuan petani tambak tentang budidaya ikan bandeng yang baik dan kondisi masing-masing tambak mereka sendiri yang sudah jenuh dengan akumulasi bahan toksik dari pestisida maupun sisa pakan dan ekskresi; ataupun dari faktor eksternal yaitu musim hujan dan kemarau tidak menentu.
Kegagalan panen dan kehilangan lahan usaha berimplikasi pada penurunan tingkat pendapatan. Penurunan tingkat pendapatan masyarakat petambak di wilayah ini potensial untuk menggulirkan persoalan-persoalan sosial ekonomi yang lebih besar dalam cakupan wilayah yang lebih luas.  Disamping itu terdapat pula masalah status kepemilikan dan pengelolaan lahan potensial untuk pertambakan yang perlu dicari solusinya.
2.   Penurunan Hutan Mangrove
Umumnya pembukaan hutan mangrove dilakukan pada tegakan muda dengan diameter antara 7 -10 cm. Penebangan hutan mangrove juga dilakukan pada lokasi-lokasi yang tidak dibuat tambak, misalnya pada sepanjang saluran air dan sungai. Hal itu dilakukan dengan anggapan bahwa tegakan mangrove tersebut menjadi sarang burung pengganggu dan predator lain.
3.  Penurunan Keanekaragaman Hayati Hidupan Liar
Produktifitas perairan pantai maupun laut sangat terkait dengan kondisi wilayah pesisir, karena wilayah pesisir merupakan tempat bersarang, memijah, merawat dan membesarkan benih ikan. Paling tidak 80 jenis komoditi komersial perikanan berpijah di daerah hutan mangrove. Oleh karena itu menurunnya produksi ikan dan sumberdaya hayati laut lainnya tidak terlepas dari kerusakan wilayah pesisir yang diakibatkan oleh deforestasi mangrove. Pesatnya pembangunan industri, perumahan, pertanian di sepanjang pantai utara Jawa mendorong kerusakan ekosistem mangrove yang sangat berperan dalam produktifitas perairan.
4.  Penggunaan bahan kimia/pestisida di tambak
Petani tambak di Desa Korowelanganyar menggunakan berbagai jenis bahan kimia/pestisida bagi kegiatan pertambakan mereka. Bahan kimia/pestisida yang dikonsumsi oleh ikan berpotensi untuk meninggalkan residu pada ikan dan meracuni satwa liar lain, terutama burung air dan mammalia pemakan ikan.
5. Sarana dan Prasarana Penunjang yang kurang memadai
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perikanan budidaya / pertambakan yang kurang memadalai adalah belum ada Tempat Pelelangan ikan (TPI) yang berjalan aktif.  Dahulu ada satu TPI di Desa Korowelanganyar tetapi sekarang sudah tidak berjalan.
6.  Keterbatasan Modal dan Akses Pasar
Modal yang terbatas dan akses pasar yang kurang akan mengakibatkan pendapatan nelayan semakin berkurang. Kecilnya pendapatan memaksa nelayan untuk mencari modal dari pihak ketiga. Dalam kondisi seperti ini nelayan yang menjadi anggota KUD masih beruntung karena masalah permodalan bisa diatasi tanpa harus kehilangan keuntungan dari harga jual. Namun bagi nelayan kecil yang tidak terfasilitasi oleh KUD, bakul/tengkulak adalah pilihan satu-satunya. Ketika keterikatan pada tengkulak sudah terbentuk, maka nelayan sulit sekali untuk keluar dari jeratan hutang yang berujung pada kemiskinan.
 II.                VISI, MISI DAN TUJUAN UMUM
2.1.  Visi
Terwujudnya masyarakat yang damai, maju, sejahtera melalui pengembangan wilayah sentra penghasil komoditas unggulan ikan bandeng.
2.2. Misi
1.  Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
2.  Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi produktif
3. Menetapkan dan meningkatkan hubungan kerjasama kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat
4.  Mengembangkan dan meningkatkan kualitas infrastruktur
5.  Mewujudkan lingkungan hidup yang lestari
2.3.  Tujuan Umum
Terwujudnya Desa Korowelanganyar sebagai sentra penghasil komoditas unggulan ikan bandeng melalui peningkatan produksi dan produktivitas ikan bandeng dan pembangunan infrastuktur yang menunjang dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
III.             IDENTIFIKASI PEMBATAS DAN KENDALA
3.1.  Identifikasi Pembatas
1.  Adanya pemanfaatan Sumber Daya Alam yaitu pengembangan budidaya tambak, tetapi Sumber Daya Manusia masih rendah dan Teknologinya masih terbatas. 
2.   Adanya permintaan pasar yang tinggi, tetapi sarana dan prasarana penunjang belum memadai.
3.    Adanya usaha perikanan budidaya/pertambakan, tetapi keterbatasan modal dan akses pasar.
3.2. Kendala
1. Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih rendah
2. Sarana dan Prasarana yang belum memadai
3. Keterbatasan modal dan akses pasar
4.  Teknologi Budidaya yang masih sederhana
IV.             MEMPROYEKSIKAN BERBAGAI VARIABEL TERKAIT
4.1. Variabel yang bisa dikendalikan
Variabel yang bisa dikendalikan dapat berupa penyediaan sarana prasarana, akses modal dan pasar, dukungan peraturan pemerintah daerah serta pengaturan wilayah pengembangannya. Hal tersebut nantinya akan tertuang jelas dalam Rencana Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang.
4.2. Variabel yang tidak bisa dikendalikan
Varibel yang tidak dapat dikendalikan seperti faktor alam, yaitu iklim dan cuaca.
 
V.           SASARAN YANG DAPAT DI CAPAI DALAM KURUN WAKTU TERTENTU

Sasaran yang dapat dicapai dalam kurun waktu rertentu dapat dilihat pada 3 jangka waktu sebagai berukut :
5.1.  Sasaran Jangka Pendek
            1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
            2. Perencanaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif
5.2. Sasaran Jangka Menengah
            1. Pengembangan Sarana dan Prasarana yang memadai
            2. Peningkatan produksi dan produktivitas ikan bandeng
3. Peningkatan Hutan Mangrove
5.3. Sasaran Jangka Panjang
1. Pembangunan Infrastruktur Penunjang yang berkualitas
2. Penyediaan akses pasar dan keterbatasan modal
3. Peningkatan hubungan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat

VI.             MENCARI DAN MENGEVALUASI BERBAGAI ALTERNATIF UNTUK MENCAPAI SASARAN

Alternatif untuk mencapai sasaran dalam Perencanaan Wilayah Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut : 
1. Menggugah kesadaaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan bandeng
Semakin banyak orang yang mengkonsumsi ikan bandeng, diharapkan produksi dan produktivitas ikan bandeng akan meningkat, karena petani tambak berupaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Ikan Bandeng ditengarai memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik dibandingkan ikan Salmon yang mendunia itu. Kandungan Omega-3 ikan Bandeng ternyata enam kali lebih tinggi dibandingkan ikan Salmon. Dan, kandungan lemak ‘sehat’ dalam perut ikan bandeng juga cukup tinggi sehingga bisa menjadi pilihan terbaik ikan konsumsi.
2. Membuat produk olahan seperti Bandeng Cabut Duri
Tak hanya Semarang dan Pati saja yang dikenal sebagai sentra penghasil ikan bandeng, Kabupaten Kendal juga memiliki potensi bandeng yang cukup melimpah. Sekarang ini potensi ikan bandeng tak hanya dipasarkan dalam bentuk ikan mentah, namun sudah mulai diolah menjadi berbagai jenis makanan olahan seperti misalnya bandeng cabut duri yang menjadi salah satu makanan khas atau oleh-oleh tradisional khas Daerah Kendal.
Bandeng cabut duri
 Bandeng cabut duri  secara ekonomis yang diproduksi di Kendal lebih tinggi nilainya dibanding bandeng presto maupun bandeng biasa. Perkilogramnya, bandeng yang durinya telah dibersihkan dengan cara dicabut secara manual tersebut bisa dijual Rp 35.000,00 hingga Rp 40.000,00
Padahal jika dijual biasa harganya hanya sekitar Rp 14.000,00. Bandeng cabut duri juga dijual dengan kondisi masih segar. Sehingga bisa digunakan untuk beberapa variatif jenis masakan. 

 VII. MEMILIH ALTERNATIF DAN FAKTOR PENDUKUNG
Pemilihan alternatif untuk mencapai sasaran dan faktor pendukung dalam Perencanaan Wilayah Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi produktif
Jumlah industri rumah tangga bandeng cabut duri yang masih minim, maka terpaksa permintaan tersebut belum bisa terpenuhi.  Saat ini ada sekitar 10 industri rumah tangga di seluruh Kabupaten Kendal. Setiap industri rumah tangga, dengan satu tenaga ahli, relatif dalam sehari hanya bisa melakukan produksi pencabutan duri bandeng hingga 10 kilogram.
2.    Memperkenalkan kepada masyarakat tentang Komoditas Unggulan Ikan Bandeng dan hasil olahannya

Untuk memperkenalkan ke khalayak luas produk unggulan Kabupaten Kendal ini, pelaksana Expo Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) Kuliner 2010 Kendal telah mengadakan kegiatan lomba cabut duri bandeng.
Kegiatan promosi produk bandeng cabut duri dari kendal ternyata cukup berhasil. buktinya saat ini, dalam sehari setidaknya  500 kilogram pesanan bandeng cabut duri dari beberapa daerah.
 VIII.  MENYUSUN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
8.1.  Kebijakan
1. Menjadikan Komoditas Unggulan Ikan Bandeng sebagai ikon Kabupaten Kendal
Produksi ikan bandeng di Kendal setiap tahunya mencapai 5 ton lebih atau setara dengan nilai omset mencapai Rp 62 milliar. Produksi bandeng itu dihasilkan 1332 pembudidaya yang menggarap 3428,19 hektare tambak di tujuh kecamatan, termasuk Kecamatan Cepiring.
Produksi ikan bandeng yang cukup tinggi setiap tahunnya sehingga wajar kalau Bupati Kendal sudah mentukan kalau bandeng akan menjadi ikon Kabupaten Kendal
2. Mempertahankan kualitas ikan bandeng
Bandeng hasil produksi pembudidaya masyarakat Kendal sangat enak rasanya sehingga banyak diambil pengusaha bandeng dari luar daerah.  Bandeng khas Kendal diberi nama bandeng tanpa duri (tandu) dan bisa dimasak menjadi banyak variasi yaitu otak-otak, pepes, bakso serta keripik jagung rasa bandeng.
Semua bagian bandeng bisa dimanfaatkan tidak ada yang dibuang, mulai dari duri, sisik bahkan kotoran bisa dimanfaatkan semua.
 8.2. Strategi
1. Memperkenalkan ikan bandeng dan produk olahannya kepada masyarakat luas.

2. Mengajak masyarakat untuk gemar mengkonsumsi ikan bandeng dan produk olahannya.

BAB III
PENUTUP
Letak Kabupaten Kendal yang sangat strategis berada di jalur utama bagian utara Pulau Jawa, ternyata memberikan banyak keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.  Sekarang ini banyak investor yang mulai melirik potensi bisnis daerah Kendal yang letaknya di bagian utara Provinsi Jawa tengah ini.
Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal mempunyai jenis ikan yang cukup banyak dibudidayakan yaitu Ikan bandeng. Peluang untuk mengembangkan ikan bandeng masih sangat besar, karena saat ini hasil produksinya masih belum mampu memenuhi permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Ikan bandeng juga banyak digemari konsumen karena dagingnya empuk, rasanya enak dan gurih sertakandungan omega 3 6 x lebih besar disbanding ikan salmon.
Peningkatan produksi ini masih sangat dimungkinkan, dengan dasar : luas lahan yang tersedia  untuk budidaya di air laut, air payau dan air tawar  terhampar dalam jumlah besar, spesies yang telah berhasil dibudidayakan cukup banyak, teknologi budidayanya telah dikuasai, dan tersedianya sumberdaya manusia yang cukup.

Reference :


Special thanks to : Bpk.  Dr. Ir. Bambang Sudarmanto, S.Pt, MP

1 komentar:

  1. Ayo Daftar Sekarang, Nikmati Freechip Berlimpah Setiap Hari... Join Disini Banyak Jenis Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah...

    BalasHapus