Senin, 12 September 2016

Ukuran Adopsi

Oleh : Nadhifa Husna


Bagaimana Cara Mengukur Adopsi itu ?
Adopsi inovasi dapat diukur dengan beragam tolok ukur (indikator) dan ukuran tergantung pendekatan ilmu yang digunakan (Mardikanto, 2009).  Kibler (1981) dalam Mardikanto (2009) menyatakan bahwa jika menggunakan pendekatan ilmu pendidikan, adopsi inovasi dapat dilihat dari terjadinya perilaku atau perubahan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung.
Mardikanto (2009) menyatakan bahwa mengukur tingkat adopsi dapat digunakan tiga tolok ukur, yaitu : 1) kecepatan atau selang waktu antara diterimanya informasi dan penerapan yang dilakukan, 2) luas penerapan inovasi atau proporsi luas lahan yang telah “di beri” inovasi baru, serta 3) mutu intensifikasi dengan membandingkan penerapan dengan “rekomendasi” yang disampaikan penyuluhnya.
Tingkat persepsi dan adopsi digolongkan menjadi tiga, yaitu 1) tinggi, 2) sedang dan 3) rendah, penggolongan tersebut menggunakan rumus interval kelas (Dajan,1986 dalam Kushartanti dkk, 2006). Analisis tingkat persepsi dan adopsi menggunakan penskalaan dengan metode Likert's Summated Ratings. Berbagai pertanyaan dibuat dalam bentuk pernyataan positif (jawaban yang diharapkan), pernyataan netral dan pernyataan negatif (jawaban yang tidak diharapkan) (Azwar, 2002 dalam Kushartanti dkk, 2006). Dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk jawaban yang diharapkan diberi skor 3, jawaban netral diberi skor 2 dan jawaban yang tidak diharapkan diberi skor 1.

Reference : 
Kushartanti, Ekaningtyas, Tota Suhendrata, Herwinarni Endah Mumpuni dan Cahyati Setiyani. 2006. Persepsi dan Adopsi Petani di Wilayah Desa Miskin Kabupaten Blora terhadap Inovasi Teknologi Perbibitan Kambing. Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Ungaran.

Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar