Kamis, 08 September 2016

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi

Oleh : Nadhifa Husna


Apa saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Adopsi ?
Kecepatan adopsi dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu : 1) sifat-sifat atau karakteristik inovasi, 2) sifat-sifat atau karakteristik calon pengguna, 3) pengambilan keputusan adopsi, 4) saluran atau media yang digunakan, 5) kualifikasi penyuluh dan 6) ragam sumber informasi (Mardikanto, 1993).  Proses pencapaian tahapan adopsi dapat berlangsung secara cepat ataupun lambat, tergantung kepada proses perubahan perilaku yang diupayakan (Mardikanto, 2009).
Menurut Soewardi (1987) dalam Turindra (2009), jika proses pencapaian tahap adopsi melalui "pemaksaan" (coersion), biasanya dapat berlangsung secara cepat, tetapi jika melalui "bujukan" (persuasive) atau "pendidikan" (learning), proses adopsi tersebut dapat berlangsung lebih lambat. Dijelaskan lebih lanjut bahwa ditinjau dari pemantapan perubahan perilaku yang terjadi, adopsi yang berlangsung melalui proses bujukan dan atau pendidikan biasanya lebih sulit berubah lagi, sedangkan adopsi yang terjadi melalui pemaksaan, biasanya lebih cepat berubah kembali, segera setelah unsur atau kegiatan pemaksaan tersebut tidak dilanjutkan lagi.
Soekartawi (2005) dalam Prabayanti (2010) menyebutkan terdapat beberapa hal penting yang juga mempengaruhi adopsi inovasi. Cepatnya proses adopsi inovasi juga sangat tergantung dari faktor intern dari adopter itu sendiri, antara lain: a) umur, b) pendidikan, c) keberanian mengambil resiko, d) pola hubungan, e) sikap terhadap perubahan, f) motivasi berkarya, g) aspirasi, h) fatalisme, i) sistem kepercayaan tertentu dan j) karakteristik psikologi.
Sehubungan dengan ragam golongan masyarakat ditinjau dari kecepatannya mengadopsi inovasi, Lionberger (1960) dalam Kurniadi (2010) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi yang meliputi: a) luas usaha tani, semakin luas biasanya semakin cepat mengadopsi, karena memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik, b) tingkat pendapatan, seperti halnya tingkat luas usahatani, petani dengan tingkat pendapatan semakin tinggi biasanya akan semakin cepat mengadopsi inovasi, c) keberanian mengambil resiko, sebab, pada tahap awal biasanya tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan, karena itu individu yang memiliki keberanian menghadapi resiko biasanya lebih inovatif, d) umur, semakin tua (diatas 50 tahun), biasanya semakin lamban mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga masyarakat setempat, e) tingkat partisipasinya dalam kelompok/organisasi di luar lingkungannya sendiri. Warga masyarakat yang suka bergabung dengan orang-orang di luar sistem sosialnya sendiri, umumnya lebih inovatif dibandingkan mereka yang hanya melakukan kontak pribadi dengan warga masyarakat setempat, f) aktivitas mencari informasi dan ide-ide baru. Golongan masyarakat yang aktif  mencari informasi dan ide-ide baru, biasanya lebih inovatif dibanding orang-orang yang pasif apalagi yang selalu skeptis (tidak percaya) terhadap sesuatu yang baru.

Reference :
 
Kurniadi, Ayatullah. 2010. Sistem Adopsi Inovasi. Diakses 25 Desember 2012. http://aatmandai.blogspot.com/2010/10/sistem-adopsi-inovasi.html. 

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Prabayanti, Herning. 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Adopsi Biopestisida oleh Petani Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Turindra, Aziz. 2009.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi. Diakses 13 Juni 2013. http://turindraatp.blogspot.com/2009/11/faktor-faktor -yang-mempengaruhi.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar