Oleh : Nadhifa Husna
Apa Bawang Merah (Alium ascalonicum L.) itu ?
Bawang merah (Alium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan
yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif (Sumarni dan
Hidayat, 2005 dalam: Putri, 2012).
Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni
sekitar Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat dikatakan sudah
dikenal oleh masyarakat sejak ribuan tahun yang lalu. Pada zaman Mesir kuno
sudah banyak orang menggunakan bawang merah untuk pengobatan (Tim Bina Karya
Tani, 2008 dalam: Putri, 2012).
Bagaimana klasifikasi botani tanaman bawang merah itu ?
Tanaman bawang merah (Alium ascalonicum L,)
termasuk dalam suku Amarylidaceae dan
merupakan dan merupakan salah satu tanaman sayuran berumur
pendek.
Klasifikasi tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Asparagales
Suku : Amarylidaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium cepa
(Wikipedia, 2012)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Asparagales
Suku : Amarylidaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium cepa
(Wikipedia, 2012)
Bagaimana ciri-ciri tanaman bawang merah itu ?
Tanaman bawang merah ini terdiri dari akar,
daun, batang, dan bunga (Anonima, 2013). Dijelaskan ciri-ciri tanaman bawang merah
sebagai berikut :
a. Akar
Ciri-ciri akar bawang merah adalah berakar
serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, akarnya
biasanya menancap pada kedalaman 15-30 cm di bawah tanah (Anonima,
2013). Dijelaskan lebih lanjut bahwa ciri-ciri
batang: memiliki batang dengan bentuk menyerupai cakram, tipis, dan pendek.
Bentuk seperti ini berguna untuk titik tumbuh atau sebagai tempat melekat
perakaran dan mata tunas.
b. Daun
Ciri-ciri daun bawang merah adalah memiliki
bentuk seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang sekitar 50-70 cm, memiliki
lubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda atau pun hijau tua, dan
letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya pendek (Anonima,
2013).
c. Bunga
Ciri-ciri bunga: tangkai daun keluar dari ujung
tanaman dan panjangnya sekitar 30-90 cm, dan di ujung biasanya terdapat 20-200
kuntum bunga yang tersusun bulat atau melingkar seolah membentuk paying (Anonima,
2013). Dijelaskan lebih lanjut bahwa tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai
daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau kekuning-kuningan,
dan 1 putik sebagai bakal buah yang terbentuk segitiga.
Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang
sari dan kepala putik (Wikipedia, 2012).
d. Buah
Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah
yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang
tersebut terdapat 2 calon biji. Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul.
Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan
tanaman secara generative (Wikipedia, 2012).
Apa syarat tumbuh tanaman
bawang merah itu ?
Tanaman bawang merah dapat di tanam di dataran
rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 0-1.000 meter di atas
permukaan laut. Namun, tanaman bawang merah lebih menyukai daerah dataran
rendah dengan ketinggian 0-400 di atas permukaan laut (Anonimb,
2012).
Pertumbuhan paling optimal terjadi pada
ketinggian 0-30 meter di atas permukaan laut. Karena pada ketinggian ini,
tanaman bawang merah menghasilkan umbi yang paling baik. Pada ketinggian
800-900 meter di atas permukaan laut, tanaman bawang merah dapat tumbuh
meskipun pertumbuhannya kurang baik dan pembentukan umbinya terhambat (Anonimb,
2012).
Tanaman bawang merah banyak dibudidayakan di
dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan cuaca cerah.
Musim tanam biasanya pada bulan April – Oktober (http://diperta.jabarprov.go.id,
2014). Suhu yang paling cocok untuk budidaya bawang merah
ialah antara 25-32 °C. Jika tanaman bawang merah di tanam pada suhu 22 °C,
tanaman akan sulit berumbi atau bahkan tidak dapat membentuk umbi (Anonimb,
2012).
Secara umum tanah yang baik untuk di tanami
bawang merah ialah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik
atau humus, mempunyai sirkulasi udara yang baik, dapat dengan mudah mengalirkan
air, aerasi baik, dan tidak becek (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa tanah yang
subur dan gembur dapat mempermudah pertumbuhan umbi bawang merah sehingga umbi
yang muncul berukuran besar-besar.
Tanah yang bersifat asam tidak baik untuk
pertumbuhan bawang merah sehingga perlu di lakukan pengapuran. Proses
pengapuran di lakukan sebelum lahan di tanami bawang merah. Pengapuran
sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum penanaman dilakukan (Anonimb,
2012).
Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah itu ?
1. Bibit
Terdapat
beberapa macam varietas bawang merah diantaranya adalah : Thailand, Philip dan
bauji (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut
bahwa beberapa
karakter masing-masing varietas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Varietas Bawang Merah
No
|
Varietas
|
Anakan
|
Besar umbi
|
Ketahanan OPT
|
Curah hujan
|
Daya simpan
|
Produksi ton/ha
|
1.
|
Philips
|
20
umbi
|
+
- 5 cm
|
-
|
Kurang
tahan
|
6
bulan
|
25
|
2.
|
Thailand
|
25
umbi
|
+
- 5 cm
|
Agak
tahan
|
Agak
tahan
|
6
bulan
|
20
ton/ha
|
3.
|
Bauji
|
10
umbi
|
+
- 5 cm
|
Agak
tahan
|
Cukup
tahan
|
3
bulan
|
10
ton/ha
|
Sumber : Anonimb (2012)
Pada umumnya, menanam bawang merah dilakukan dengan menanam
umbinya, dan jarang menggunakan bijinya. Sama seperti halnya bawang putih,
untuk mendapatkan bibit bawang merah dapat di lakukan dengan cara menanam
sendiri atau membelinya (Anonimb, 2012).
Bibit
bawang merah yang siap tanam ialah bibit yang telah di simpan selama 2-3 bulan (Anonimb, 2012). Dijelaskan
lebih lanjut bahwa umbi
yang akan digunakan sebagai bibit haruslah umbi yang mempunyai titik-titik
tumbuh akar atau telah muncul tunas-tunasnya. Selain itu, umbi juga harus berasal
dari tanaman yang sehat dan dipanen pada usia tua. Umbi yang sudah tua berasal
dari tanaman yang di panen saat usia 70-90 hari. Pada umur tersebut pertumbuhan
calon tunas dalam umbi sudah penuh.
Umbi
yang di panen dari tanaman bawang merah yang telah tua terlihat padat dan berisi (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa jika umbi terasa lunak atau
kurang padat pada saat di pegang, berarti umbi tersebut berasal dari
tanaman yang belum terlalu tua saat di panen. Umbi yang berasal dari tanaman
yang sehat, warnanya akan terlihat cerah, mengkilap, segar, dan tidak kisut. Selain
itu, tidak nampak warna hitam yang menandai adanya serangan penyakit yang di
sebabkan oleh jamur.
Umbi
yang akan di pergunakan untuk bibit, sebaiknya yang tidak terlalu besar (Anonimb, 2012). Dijelaskan
lebih lanjut bahwa umbi
yang terlalu kecil akan mudah busuk jika di tanam. Selain itu, bibit yang
berukuran kecil akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan
hasilnya sedikit. Umbi yang besar akan menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan
sehat. Hanya saja, umbi yang besar harganya jauh lebih mahal. Oleh karena itu,
banyak petani yang menggunakan bibit berukuran sedang. Umbi untuk bibit
haruslah yang ukurannya seragam, tidak luka, atau tidak sobek kulitnya.
Menurut Anonimb
(2012), sebelum di tanam, kulit luar bibit
bawang merah yang mengering dan sisa-sisa akarnya harus dibuang. Selain itu,
bagian ujung umbi dipotong dengan pisau bersih kurang lebih 1/3-1/4 bagian dari
panjang umbi. Saat memotong haruslah hati-hati agar tunasnya tidak ikut
terpotong. Dijelaskan lebih lanjut bahwa tujuan di lakukan pemotongan adalah agar umbi tumbuh merata,
merangsang tumbuhnya tunas, mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang tumbuhnya
umbi samping, dan mendorong terbentuknya anakan. Sebelum umbi ditanam, luka
bekas pemotongan harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya
pembusukan.
Jumlah
bibit yang di gunakan tergantung pada ukuran bibit dan jarak tanam (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa jika ukuran bibit kecil, bibit yang
digunakan makin banyak. Sebaliknya, jika ukuran bibit besar, maka makin sedikit
jumlah bibit yang diperlukan. Demikian
juga dengan jarak tanam. Semakin rapat jarak tanam, semakin banyak bibit yang
digunakan.
Menurut Karno (2011), banyaknya umbi bibit yang diperlukan dapat diperhitungkan
berdasarkan jarak tanam dan berat umbi bibit. Kebutuhan umbi bibit tiap
hektarnya berkisar 600 – 1.200 kg. Menurut Anonimb (2012), jumlah bibit yang digunakan untuk satu hektar lahan sekitar 600-800 kg bibit.
2. Mutu bibit
Menurut Karno (2011), pada umumnya bawang merah diperbanyak dengan menggunakan umbi sebagai
bibit. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa kualitas
umbi bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya hasil
produksi bawang merah. Umbi bibit yang baik adalah harus diperoleh dari
tanaman yang sudah cukup tua umurnya, yaiti sekitar 70 – 80 hari setelah
tanam. Umbi bibit sebaiknya berukuran sedang (5 – 10 gram/umbi).
Penampilan umbi harus segar dan sehat (padat dan tidak keriput) dan
warnanya cerah (tidak kusam). Umbi bibit siap ditanam jika sudah disimpan
selama 2 – 4 bulan setelah panen dan tunasnya sudah sampai ke ujung umbi.
Bibit
yang bermutu adalah bibit yang seragam, murni dan sehat (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa ciri-ciri bibit yang baik adalah : a). Masa dormansi yang tepat, b). Bila ditekan terasa keras/tidak
gembos, c). Bakal tunas tidak rusak, d). Batang sejati tidak rusak, e). Tidak terserang penyakit, f). Tidak membawa penyakit, g). Berasal dari tanaman sehat, dan h). Pertumbuhan serempak.
Menurut Karno (2011), faktor yang cukup menentukan kualitas umbi bibit bawang merah
adalah ukuran umbi. Dijelaskan lebih lanjut bahwa berdasarkan ukuran umbi dapat
digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu :
-
Umbi ukuran besar ; Diamater > 1,8 cm atau > 10 gram
-
Umbi ukuran sedang : Diameter 1,5 – 1,8 cm atau 5 – 10 gram
-
Umbi ukuran kecil : Diameter < 1,5 cm
atau < 5 gram
Secara
umum umbi yang baik adalah yang berukuran sedang. Umbi berukuran sedang
adalah merupakan umbi ganda dengan rata-rata terdiri dari 2 siung umbi,
sedang umbi besar rata-rata memiliki 3 siung umbi (Karno, 2011),.
3. Lama penyimpanan bibit bawang merah
Lama
penyimpanan bibit bawang merah adalah waktu yang diperlukan untuk menyimpan
benih sampai bibit siap tanam atau masa dormansi (Anonimb, 2012). Menurut Wibowo (1987), bibit bawang merah yang baik adalah
pada penyimpanan 4 – 8 bulan dan jika sudah dicirikan apabila bibit dibelah sudah tumbuh tunah
yang berwarna hijau yang panjangnya setengah panjang umbi.
Menurut Karno (2011), cara penyimpanan umbi bibit yang baik adalah dalam bentuk
ikatan di atas para-para dapur atau disimpan di gudang khusus dengan
menggunakan pengasapan.
4. Penggunaan Pupuk
Penggunaan
pupuk pada tanaman adalah sebagai upaya penambahan unsur hara tanah/bahan
makanan bagi tanaman, sehingga tanaman terpenuhi kebutuhan makannya dan pada
akhirnya dapat berproduksi maksimal (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa macam pupuk diantaranya adalah pupuk
anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati.
Pupuk
anorganik adalah pupuk yang berasal dari sintesa kimiawi yang pada umumnya
merupakan pupuk tunggal, contoh Urea, ZA, Superphost, KCl dll (Anonimb, 2012).
Pupuk
organik adalah pupuk yang berasal dari limbah organik, baik limbah ternak
maupun limbah pertanian (Anonimb, 2012).
Dijelaskan lebih lanjut bahwa keuntungan penggunaan pupuk organik adalah dapat penambah
unsur hara, kandungan unsur hara lebih lengkap (hara makro dan mikro), dapat
memperbaiki struktur dan tekstur tanah/tanah menjadi gembur dan meningkatkan
daya ikat air
Menurut Anonimb
(2012) pupuk hayati adalah merupakan
pemanfaatan bikroba yang bermanfaat bagi tanaman, dengan penggunaan mikroba
tersebut akan dapat membantu tanaman dalam menyerap unsur hara yang berasal
dari tanah dan udara serta akan menetralisir sisa metabolisme akar, sehingga
tanaman menjadi lebih sehat dan pertumbuhan menjadi optimal misalnya penggunaan PGPR).
5.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Hama
dan penyakit adalah sangat berperan dalam keberhasilan budidaya bawang
merah, dan sering merupakan faktor utama turunnya produksi, bahkan pada tingkat
tertentu dapat menjadikan gagal panen (Anonimb, 2012).
Reference :
Anonima, 2013. Ciri-Ciri, Jenis dan Manfaat
Bawang Merah. http://www.satwa. net/884/ciri-ciri-jenis-dan-manfaat-bawang-merah.html.
Diakses tanggal 30 Mei 2014.
Anonimb, 2012. Budidaya
Bawang Merah dan Cara Menanam Bawang Merah. http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2012/12/Budidaya-Bawang-Merah-dan-Cara-Menanam-Bawang-Merah.html.
Diakses tanggal 30 Mei 2014.
Anonimc, 2011. Budidaya
Bawang Merah. Diakses tanggal 30 Mei 2014. http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-bawang-merah.html.
http://id.wikipedia.org.2014.Bawang Merah. http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang
Merah. Diakses tanggal 30 Mei 2014.
Karno. 2011.
Budidaya Bawang Merah. dalam: http://epetani.deptan. go.id/budidaya/budidaya-bawang-merah-2587.
Diakses tanggal 30 Mei 2014.
Putri, Mariana.
2012. Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Alium ascalonicum L.) dengan pemberian Vermikompos dan Urine
Domba. Skripsi. Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar