Kamis, 10 Juli 2014

Bawang Merah



Oleh : Nadhifa Husna
Apa Bawang Merah (Alium ascalonicum L.) itu ?
Bawang merah (Alium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif (Sumarni dan Hidayat, 2005 dalam: Putri, 2012).  Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat dikatakan sudah dikenal oleh masyarakat sejak ribuan tahun yang lalu. Pada zaman Mesir kuno sudah banyak orang menggunakan bawang merah untuk pengobatan (Tim Bina Karya Tani, 2008 dalam: Putri, 2012).
Bagaimana klasifikasi botani tanaman bawang merah itu ?
Tanaman bawang merah (Alium ascalonicum L,) termasuk dalam suku Amarylidaceae dan merupakan dan merupakan salah satu tanaman sayuran berumur pendek.
Klasifikasi tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut :
Divisi
              :  Magnoliophyta
Kelas
              :  Liliopsida
Bangsa
           :  Asparagales
Suku
               :  Amarylidaceae
Marga
              :  Allium
Jenis
               :  Allium cepa
(
Wikipedia, 2012)
Bagaimana ciri-ciri tanaman bawang merah itu ?
Tanaman bawang merah ini terdiri dari akar, daun, batang, dan bunga (Anonima, 2013).  Dijelaskan ciri-ciri tanaman bawang merah sebagai berikut :
a. Akar
Ciri-ciri akar bawang merah adalah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, akarnya biasanya menancap pada kedalaman 15-30 cm di bawah tanah (Anonima, 2013).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa ciri-ciri batang: memiliki batang dengan bentuk menyerupai cakram, tipis, dan pendek. Bentuk seperti ini berguna untuk titik tumbuh atau sebagai tempat melekat perakaran dan mata tunas.
b. Daun
Ciri-ciri daun bawang merah adalah memiliki bentuk seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang sekitar 50-70 cm, memiliki lubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda atau pun hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya pendek (Anonima, 2013).
c. Bunga
Ciri-ciri bunga: tangkai daun keluar dari ujung tanaman dan panjangnya sekitar 30-90 cm, dan di ujung biasanya terdapat 20-200 kuntum bunga yang tersusun bulat atau melingkar seolah membentuk paying (Anonima, 2013). Dijelaskan lebih lanjut bahwa tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau kekuning-kuningan, dan 1 putik sebagai bakal buah yang terbentuk segitiga.  Bunga bawang merah termasuk bunga sempurna yang tiap bunga terdapat benang sari dan kepala putik (Wikipedia, 2012).
d. Buah
Bakal buah sebenarnya terbentuk dari 3 daun buah yang disebut carpel, yang membentuk tiga buah ruang dan dalam tiap ruang tersebut terdapat 2 calon biji. Buah berbentuk bulat dengan ujung tumpul. Bentuk biji agak pipih. Biji bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generative (Wikipedia, 2012).
Apa syarat tumbuh tanaman bawang merah itu ?
Tanaman bawang merah dapat di tanam di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan laut. Namun, tanaman bawang merah lebih menyukai daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-400 di atas permukaan laut (Anonimb, 2012).
Pertumbuhan paling optimal terjadi pada ketinggian 0-30 meter di atas permukaan laut. Karena pada ketinggian ini, tanaman bawang merah menghasilkan umbi yang paling baik. Pada ketinggian 800-900 meter di atas permukaan laut, tanaman bawang merah dapat tumbuh meskipun pertumbuhannya kurang baik dan pembentukan umbinya terhambat (Anonimb, 2012).
Tanaman bawang merah banyak dibudidayakan di dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan cuaca cerah. Musim tanam biasanya pada bulan April – Oktober (http://diperta.jabarprov.go.id, 2014).  Suhu yang paling cocok untuk budidaya bawang merah ialah antara 25-32 °C. Jika tanaman bawang merah di tanam pada suhu 22 °C, tanaman akan sulit berumbi atau bahkan tidak dapat membentuk umbi (Anonimb, 2012).
Secara umum tanah yang baik untuk di tanami bawang merah ialah tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik atau humus, mempunyai sirkulasi udara yang baik, dapat dengan mudah mengalirkan air, aerasi baik, dan tidak becek (Anonimb, 2012).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa tanah yang subur dan gembur dapat mempermudah pertumbuhan umbi bawang merah sehingga umbi yang muncul berukuran besar-besar.
Tanah yang bersifat asam tidak baik untuk pertumbuhan bawang merah sehingga perlu di lakukan pengapuran. Proses pengapuran di lakukan sebelum lahan di tanami bawang merah. Pengapuran sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum penanaman dilakukan (Anonimb, 2012).
Apa saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah itu ?
1.   Bibit
Terdapat beberapa macam varietas bawang merah diantaranya adalah : Thailand, Philip dan bauji (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa beberapa karakter masing-masing varietas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Varietas Bawang Merah
No
Varietas
Anakan
Besar umbi
Ketahanan OPT
Curah hujan
Daya simpan
Produksi ton/ha
1.
Philips
20 umbi
+ - 5 cm
-
Kurang tahan
6  bulan
25
2.
Thailand
25 umbi
+ - 5 cm
Agak tahan
Agak tahan
6 bulan
20 ton/ha
3.
Bauji
10 umbi
+ - 5 cm
Agak tahan
Cukup tahan
3 bulan
10 ton/ha
Sumber : Anonimb (2012)


Pada umumnya, menanam bawang merah dilakukan dengan menanam umbinya, dan jarang menggunakan bijinya. Sama seperti halnya bawang putih, untuk mendapatkan bibit bawang merah dapat di lakukan dengan cara menanam sendiri atau membelinya (Anonimb, 2012).
Bibit bawang merah yang siap tanam ialah bibit yang telah di simpan selama 2-3 bulan (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa umbi yang akan digunakan sebagai bibit haruslah umbi yang mempunyai titik-titik tumbuh akar atau telah muncul tunas-tunasnya. Selain itu, umbi juga harus berasal dari tanaman yang sehat dan dipanen pada usia tua. Umbi yang sudah tua berasal dari tanaman yang di panen saat usia 70-90 hari. Pada umur tersebut pertumbuhan calon tunas dalam umbi sudah penuh.
Umbi yang di panen dari tanaman bawang merah yang telah tua terlihat padat dan berisi (Anonimb, 2012).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa jika umbi terasa  lunak atau kurang padat pada saat di pegang, berarti umbi tersebut berasal dari tanaman yang belum terlalu tua saat di panen. Umbi yang berasal dari tanaman yang sehat, warnanya akan terlihat cerah, mengkilap, segar, dan tidak kisut. Selain itu, tidak nampak warna hitam yang menandai adanya serangan penyakit yang di sebabkan oleh jamur.
Umbi yang akan di pergunakan untuk bibit, sebaiknya yang tidak terlalu besar (Anonimb, 2012). Dijelaskan lebih lanjut bahwa umbi yang terlalu kecil akan mudah busuk jika di tanam. Selain itu, bibit yang berukuran kecil akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan hasilnya sedikit. Umbi yang besar akan menghasilkan pertumbuhan yang cepat dan sehat. Hanya saja, umbi yang besar harganya jauh lebih mahal. Oleh karena itu, banyak petani yang menggunakan bibit berukuran sedang. Umbi untuk bibit haruslah yang ukurannya seragam, tidak luka, atau tidak sobek kulitnya.
Menurut Anonimb (2012), sebelum di tanam, kulit luar bibit bawang merah yang mengering dan sisa-sisa akarnya harus dibuang. Selain itu, bagian ujung umbi dipotong dengan pisau bersih kurang lebih 1/3-1/4 bagian dari panjang umbi. Saat memotong haruslah hati-hati agar tunasnya tidak ikut terpotong. Dijelaskan lebih lanjut bahwa tujuan di lakukan pemotongan adalah agar umbi tumbuh merata, merangsang tumbuhnya tunas, mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang tumbuhnya umbi samping, dan mendorong terbentuknya anakan. Sebelum umbi ditanam, luka bekas pemotongan harus dikeringkan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya pembusukan.
Jumlah bibit yang di gunakan tergantung pada ukuran bibit dan jarak tanam (Anonimb, 2012).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa jika ukuran bibit kecil, bibit yang digunakan makin banyak. Sebaliknya, jika ukuran bibit besar, maka makin sedikit jumlah bibit yang diperlukan. Demikian juga dengan jarak tanam. Semakin rapat jarak tanam, semakin banyak bibit yang digunakan.
Menurut Karno (2011), banyaknya umbi bibit yang diperlukan dapat diperhitungkan berdasarkan jarak tanam dan berat umbi bibit.  Kebutuhan umbi bibit tiap hektarnya berkisar 600 – 1.200 kg.  Menurut Anonimb (2012), jumlah bibit yang digunakan untuk satu hektar lahan sekitar 600-800 kg bibit.
2.   Mutu bibit
Menurut Karno (2011), pada umumnya bawang merah diperba­nyak dengan menggunakan umbi sebagai bibit. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kualitas umbi bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya hasil produksi bawang merah.  Umbi bibit yang baik adalah harus diperoleh dari tanaman yang sudah cukup tua umurnya, yaiti sekitar 70 – 80 hari setelah tanam.  Umbi bibit sebaiknya berukuran sedang (5 – 10 gram/umbi).  Penampilan umbi harus segar dan sehat  (padat dan tidak keriput) dan warnanya cerah (tidak kusam). Umbi bibit siap ditanam jika sudah disimpan selama 2 – 4 bulan setelah panen dan tunasnya sudah sampai ke ujung umbi. 
Bibit yang bermutu adalah bibit yang seragam, murni dan sehat (Anonimb, 2012).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa ciri-ciri bibit yang baik adalah : a). Masa dormansi yang tepat, b). Bila ditekan terasa keras/tidak gembos, c). Bakal tunas tidak rusak, d). Batang sejati tidak rusak, e). Tidak terserang penyakit, f). Tidak membawa penyakit, g). Berasal dari tanaman sehat, dan h). Pertumbuhan serempak.
Menurut Karno (2011), faktor yang cukup menentukan kualitas umbi bibit bawang merah adalah ukuran umbi.  Dijelaskan lebih lanjut bahwa berdasarkan ukuran umbi dapat digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu :
-          Umbi ukuran besar     ; Diamater > 1,8 cm atau > 10 gram
-          Umbi ukuran sedang   : Diameter  1,5 – 1,8 cm atau 5 – 10 gram
-          Umbi ukuran kecil       : Diameter < 1,5 cm atau < 5 gram
Secara umum umbi yang baik adalah yang berukuran sedang.  Umbi berukuran sedang adalah merupakan umbi ganda  dengan rata-rata terdiri dari 2 siung umbi, sedang umbi besar rata-rata memiliki 3 siung umbi (Karno, 2011),.
3.   Lama penyimpanan bibit bawang merah
Lama penyimpanan bibit bawang merah adalah waktu yang diperlukan untuk menyimpan benih sampai bibit siap tanam atau masa dormansi (Anonimb, 2012).  Menurut Wibowo (1987), bibit bawang merah yang baik adalah pada penyimpanan 4 – 8 bulan dan jika sudah dicirikan apabila bibit dibelah sudah tumbuh tunah yang berwarna hijau yang panjangnya setengah panjang umbi.
Menurut Karno (2011), cara penyimpanan umbi bibit yang baik adalah dalam bentuk ikatan di atas para-para dapur atau disimpan di gudang khusus dengan menggunakan pengasapan.
4.   Penggunaan Pupuk
Penggunaan pupuk pada tanaman adalah sebagai upaya penambahan unsur hara tanah/bahan makanan bagi tanaman, sehingga tanaman terpenuhi kebutuhan makannya dan pada akhirnya dapat berproduksi maksimal (Anonimb, 2012).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa macam pupuk diantaranya adalah pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati.
Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari sintesa kimiawi yang pada umumnya merupakan pupuk tunggal, contoh Urea, ZA, Superphost, KCl  dll (Anonimb, 2012).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari limbah organik, baik limbah ternak maupun limbah pertanian (Anonimb, 2012).  Dijelaskan lebih lanjut bahwa keuntungan penggunaan pupuk organik adalah dapat penambah unsur hara, kandungan unsur hara lebih lengkap (hara makro dan mikro), dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah/tanah menjadi gembur dan meningkatkan daya ikat air
Menurut Anonimb (2012) pupuk hayati adalah merupakan pemanfaatan bikroba yang bermanfaat bagi tanaman, dengan penggunaan mikroba tersebut akan dapat membantu tanaman dalam menyerap unsur hara yang berasal dari tanah dan udara serta akan menetralisir sisa metabolisme akar, sehingga tanaman menjadi lebih sehat dan pertumbuhan menjadi optimal misalnya penggunaan PGPR).
5.      Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
Hama dan penyakit  adalah sangat berperan dalam keberhasilan budidaya bawang merah, dan sering merupakan faktor utama turunnya produksi, bahkan pada tingkat tertentu dapat menjadikan gagal panen (Anonimb, 2012).
Reference :

Anonima, 2013. Ciri-Ciri, Jenis dan Manfaat Bawang Merah. http://www.satwa. net/884/ciri-ciri-jenis-dan-manfaat-bawang-merah.html. Diakses tanggal 30 Mei 2014.
Anonimb, 2012. Budidaya Bawang Merah dan Cara Menanam Bawang Merah. http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2012/12/Budidaya-Bawang-Merah-dan-Cara-Menanam-Bawang-Merah.html. Diakses tanggal 30 Mei 2014.
Anonimc, 2011. Budidaya Bawang Merah. Diakses tanggal 30 Mei 2014. http://usaha-swadaya.blogspot.com/2011/06/budidaya-bawang-merah.html.
http://id.wikipedia.org.2014.Bawang Merah.  http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang Merah. Diakses tanggal 30 Mei 2014.
Karno. 2011.  Budidaya Bawang Merah. dalam: http://epetani.deptan. go.id/budidaya/budidaya-bawang-merah-2587. Diakses tanggal 30 Mei 2014.
Putri, Mariana.  2012. Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Alium ascalonicum L.) dengan pemberian Vermikompos dan Urine Domba.  Skripsi. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

  Sumber gambar :http://obatpertanian.com/cara-menanam-bawang-merah-yang-baik-dan-benar.html

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar