PERENCANAAN WILAYAH DESA KOROWELANGANYAR KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL UNTUK PENGEMBANGAN
KOMODITAS UNGGULAN
IKAN BANDENG
Oleh : Nadhifa Husna
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perencanaan
desa merupakan
upaya yang dilakukan secara sistematis untuk menetapkan
arah, kebijakan, strategi dan program dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam dunia bisnis dan manajemen penyusunan rencana diantaranya
menterjemahkan dalam bentuk investasi modal agar organisasi dapat berjalan dan menghasilkan
keuntungan. Demikian halnya perencanaan desa sebagai bentuk investasi agar mayarakat dan pemangku
kepentingan secara efektif
dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Desa Korowelanganyar merupakan salah satu dari 15 desa
di Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal.
Desa Korowelanganyar berkembang karena kegiatan pemanfaatan sumberdaya
alam, yaitu penangkapan ikan di laut, pengembangan budidaya tambak, dan usaha
pertanian sawah. Maju atau mundurnya usaha masyarakat dalam pemanfaatan
sumberdaya alam di desa ini berarti sangat dipengaruhi oleh jenis kegiatan yang
ada di dalam dan sekitar desa sampai ke arah hulu, kondisi pemanfaatan secara
fisik wilayah pesisir desa dan pelaku-pelaku kegiatan di wilayah ini. Oleh
karena itu untuk mencapai suatu taraf perkembangan wilayah yang makmur,
berkelanjutan, berkeadilan dan demokratis diperlukan perencanaan yang mampu
memacu pertumbuhan ekonomi sambil tetap memperhatikan kelestarian alam,
memberikan peluang secara setara kepada semua pihak dan dibangun atas
kesepakatan bersama.
Perencanaan yang baik dapat tersusun bila data dan
informasi pendukungnya lengkap dan pelaku-pelaku kegiatan yang mempengaruhi
perkembangan wilayah mau duduk bersama untuk menyusun serta memutuskan
perencanaan wilayah yang bersangkutan. Lebih jauh lagi, perencanaan yang baik
baru akan berhasil bila dilaksanakan dengan baik pula. Oleh karena itu wilayah
Desa Korowelanganyar perlu berangkat dari proses yang baik, yaitu menyusun
rencana wilayah bersama untuk pada akhirnya mendapatkan hasil untuk kebaikan
bersama pula.
Desa ini dipilih
berdasarkan wilayah kerja penulis, dan merupakan salah satu dari desa pesisir
di Kecamatan Cepiring. Tugas praktikum ini menyajikan profil lingkungan dan
penduduk yang ada di Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal.
Informasi yang dicakup adalah informasi-informasi yang menonjol tentang komoditas unggulan, kondisi sosial ekonomi dan budaya penduduk desa, serta
karakteristik fisik lingkungannya. Fokus diarahkan pada wilayah pesisir dan
aktivitas yang berkaitan dengan wilayah ini.
1.2.Tujuan
Tujuan dilaksanakan tugas praktikum ini adalah untuk
mengetahui perencanaan wilayah untuk pengembangan komoditas unggulan. Dalam hal ini perencanaan wilayah di lokasi kerja masing-masing, yaitu Desa Korowelanganyar
Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal untuk pengembangan komoditas unggulan ikan
bandeng.
1.3.Manfaat
Data dan informasi yang dimuat dalam tugas praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan analisa
dan pertimbangan untuk penyusunan rencana wilayah pesisir dalam cakupan
masing-masing batas wilayah desa. Pengembangan rencana di tingkat desa dan
mencakup satu wilayah desa tidak bisa terlepas dari wilayah sekitarnya yang
secara fisik saling mempengaruhi, misalnya sebagai satu kesatuan wilayah dalam
satu garis pantai ataupun satu kesatuan daerah aliran sungai. Dengan demikian
data dan informasi ini bisa dimanfaatkan untuk perencanaan pesisir di
masing-masing desa maupun dalam batas wilayah yang lebih luas.
BAB II
PERENCANAAN WILAYAH DESA
KOROWELANGANYAR KECAMATAN CEPIRING KABUPATEN KENDAL UNTUK KOMODITAS UNGGULAN
IKAN BANDENG
Perencanaan Wilayah Desa Korowelanganyar
Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal untuk
Komoditas Unggulan Ikan Bandeng disusun berdasarkan 8 (delapan) langkah
perencanaan wilayah sebagai berikut :
1. IDENTIFIKASI KONDISI SAAT INI DAN PERMASALAHAN
1.1. Identifikasi Potensi Wilayah
A. Gambaran
Umum Kabupaten Kendal
Pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Kendal mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan Kabupaten
Kendal memilki potensi bisnis yang beragam dan menjanjikan.
Tiga potensi unggulan yaitu perikanan
dan kelautan, pertanian dan perkebunan, serta sektor pariwisata yang mulai dikenal masyarakat luas. Beberapa
potensi unggulan tersebut juga mulai
dikenal konsumen dari luar daerah, seperti potensi ikan bandeng, potensi
kerupuk rambak, potensi batik tulis, industri bordir, potensi hasil pertanian,
dan lain sebagainya
Kabupaten
Kendal memiliki luas wilayah sekitar 1.0002,23 km2 yang terbagi lagi
menjadi 20 kecamatan, 265 desa, serta 20 kelurahan. Berbatasan langsung dengan
Laut Jawa di bagian utara, Kota Semarang di sebelah timur, Kabupaten Temanggung
dan Kabupaten Semarang di sisi selatan, serta Kabupaten Batang di bagian barat. Tahun 2012 silam jumlah penduduk di Kabupaten
Kendal sebanyak 1.040.366 jiwa dan tentunya jumlah tersebut terus meningkat
memasuki awal tahun 2013.
Kabupaten
Kendal memiliki wilayah yang cukup lengkap, terdiri dari pantai, dataran
rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Dengan luas laut mencapai sekitar 941,
28 km2 dan panjang pantai 41 km, Kabupaten Kendal diuntungkan dengan beragam
potensi tangkapan ikan laut. Hasil tangkapan ikan laut mencapai 995, 2 ton pada
2011 dari jumlah perahu atau kapal penangkap ikan sebanyak 1.430 unit
Menurut
Kepala Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal drh. Kumaedi,
untuk budidaya perikanan air payau (tambak) terdapat di 7 Kecamatan wilayah
pantura yaitu Kecamatan Kaliwungu, Brangsong, Kendal, Patebon, Cepiring,
Kangkung, dan Rowosari. Luas tambak di wilayah Kabupaten Kendal mencapai
3.292,22 Ha, dengan jumlah pembudidaya ikan sebanyak 1.084 orang. Sedangkan
total produksinya pada tahun 2009 mencapai 7.107 ton atau naik 6,85 % dibanding
tahun 2008 yang produksinya sebanyak 6.651,62 ton. Dengan komoditas unggulan
sebagian besar terdiri dari bandeng, udang vaname, dan udang windu.
Budidaya
ikan yang terbesar yang diusahakan oleh petani tambak di Kabupaten Kendal yaitu
budidaya bandeng. Kegiatan budidaya bandeng dilakukan dalam bentuk pembesaran
dan pembenihan bibit bandeng (nener)
yaitu pentokolan nener. Jumlah produksi bandeng pada tahun 2009 sebesar
4.756,66 ton atau naik 17,22 % dibanding produksi tahun 2008 yang berjumlah
4.057,98 ton.
B. Gambaran Umum Desa Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal
Desa Korowelanganyar terletak di sebelah utara dari 15 desa
yang temasuk di wilayah Kecamatan
Cepiring. Jarak desa dengan kecamatan
adalah 5 km, ke kabupaten 10 km dan ke propinsi 30 km. Desa Korowelanganyar memiliki luas wilayah 221 Ha. (Monografi
Desa, 2011). Luas tambak desa Korowelanganyar adalah 25 Ha Sisanya merupakan perumahan, kebun dan luasan
persawahan.
- Keadaan Geografis
Berdasarkan
letak geografis, Desa korowelanganyar dibatasi oleh
sebelah utara Desa Margorejo dan
Laut Jawa, sebelah Selatan Desa Korowelangkulon, sebelah Timur Desa Pidodo Kulon dan
Desa Pidodo Wetan, sebelah Barat adalah
Desa Korowelangkulon. Desa Korowelanganyar terdiri dari 2 dusun
yaitu : Dusun Gebang I dan Dusun Gebang II.
- Topografi
Berdasarkan
keadaan topografi wilayah Desa Korowelanganyar termasuk dataran rendah berada di ketinggian tempat 5 mdpl. Tingkat keasaman tanah (pH) normal sebesar
6-7 dengan struktur tanah alluvial, dan kedalaman air tanah 3 m.
- Iklim
Suhu
rata-rata 32 0C pada siang hari dan 28 0C pada malam
hari. Curah hujan
per tahun di Desa Korowelanganyar adalah 1.356 mm dengan hari hujan per
tahunnya 86 hari. Musim
Hujan berlangsung antara bulan Oktober
– Juni dengan curah hujan
tertinggi pada bulan April dan bulan kering berlangsung selama 3 bulan yaitu
pada bulan Juli –
September.
- Keadaan Penduduk dan Budaya
Kebanyakan
penduduk di Desa Korowelanganyar adalah penduduk asli Kecamatan Cepiring Kabupaten
Kendal yang sudah berdiam di wilayahnya sejak 30-40 tahun terakhir dan 98% dari
mereka beragama Islam. Dari jenis mata pencaharian, tercatat bahwa presentase terbesar dari masyarakat Desa Korowelanganyar
berprofesi sebagai petani, nelayan, dan petambak. Sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat Desa Korowelanganyar
adalah tamatan Sekolah Dasar.
Sebagai desa
pesisir, Desa Korowelanganyar tidak terlepas dari beberapa tradisi nelayan,
seperti Upacara Nyadran. Upacara ini adalah
acara sedekah laut yang mencerminkan rasa terima kasih nelayan atas rejeki yang
didapatnya dari hasil laut. Biasanya upacara ini diadakan nelayan Desa Korowelanganyar setiap tahun dan jatuh pada bulan Muharram (Sura).
- Keadaan Sosial ekonomi
Sebagai desa
pesisir kondisi sosial ekonomi yang menonjol di wilayah Desa Korowelanganyar
adalah kondisi masyarakat nelayan dan petambak dengan kegiatan perikanannya.
Kegiatan ekonomi di bidang perikanan terbagi atas 2 kategori, yaitu: perikanan budidaya/ pertambakan dan perikanan tangkap. Jenis komoditi tambak menghasilkan 2 komoditi perikanan antara lain : udang vanname dan bandeng. Budidaya
tambak yang dominan adalah bandeng.
- Potensi Area
Potensi area tambak produktif yang terdapat di Desa Korowelanganyar adalah 25 ha (Monografi
Desa, 2011). Potensi ini belum termasuk area persawahan yang
telah dirubah menjadi petak-petak tambak baru, karena selalu tergenang.
- Kondisi Produksi
Hasil produksi
pertambakan di Desa Korowelanganyar rata-rata adalah 45,33
ton. Adapun hasil produksi pertambakan di Kabupaten Kendal khususnya produksi
bandeng pada tahun 2009 sebesar 4.756,66 ton.
- Pemasaran hasil
Penjualan hasil
tambak biasanya dilakukan kepada bakul (pengumpul) dan gudang (kemitraan). Gudang adalah pembeli/pengumpul
hasil tambak dari petambak yang berlangganan mengambil pakan, bibit atau
obat-obatan secara berhutang kepada yang bersangkutan. Bakul eceran adalah
pengumpul hasil pertambakan dari petambak, termasuk yang tidak memiliki ikatan
hutang piutang terhadapnya.
- Tingkat pendapatan
Dari segi
pendapatan, rata-rata petani tambak mempunyai penghasilan bersih pada kisaran Rp
2-5 juta rupiah per bulan. Penghasilan ini mereka dapatkan
dari penjualan hasil tangkapan harian dan hasil budidaya. Petani tambak sendiri pada umumnya terlihat memiliki tingkat kesejahteraan
yang cukup baik.
1.2. Isu-Isu dan Permasalahan Desa Korowelanganyar Kecamtan Cepiring Kabupaten Kendal
1. Penurunan Produktivitas Perikanan Budidaya/Tambak
Secara teknis
persoalan yang dihadapi adalah kegagalan budidaya bandeng karena penyebab dari faktor internal, yaitu kurangnya pengetahuan petani
tambak tentang budidaya ikan bandeng yang baik dan kondisi masing-masing tambak mereka sendiri yang
sudah jenuh dengan akumulasi bahan toksik dari pestisida maupun sisa pakan dan
ekskresi; ataupun dari faktor eksternal yaitu musim hujan dan kemarau tidak menentu.
Kegagalan panen
dan kehilangan lahan usaha berimplikasi pada penurunan tingkat pendapatan. Penurunan
tingkat pendapatan masyarakat petambak di wilayah ini potensial untuk
menggulirkan persoalan-persoalan sosial ekonomi yang lebih besar dalam cakupan
wilayah yang lebih luas. Disamping itu terdapat pula masalah status kepemilikan
dan pengelolaan lahan potensial untuk pertambakan yang perlu dicari solusinya.
2. Penurunan Hutan Mangrove
Umumnya
pembukaan hutan mangrove dilakukan pada tegakan muda dengan diameter antara 7
-10 cm. Penebangan hutan mangrove juga dilakukan pada lokasi-lokasi yang tidak
dibuat tambak, misalnya pada sepanjang saluran air dan sungai. Hal itu
dilakukan dengan anggapan bahwa tegakan mangrove tersebut menjadi sarang burung
pengganggu dan predator lain.
3. Penurunan Keanekaragaman Hayati Hidupan Liar
Produktifitas
perairan pantai maupun laut sangat terkait dengan kondisi wilayah pesisir,
karena wilayah pesisir merupakan tempat bersarang, memijah, merawat dan
membesarkan benih ikan. Paling tidak 80 jenis komoditi komersial perikanan
berpijah di daerah hutan mangrove. Oleh karena itu menurunnya produksi ikan dan
sumberdaya hayati laut lainnya tidak terlepas dari kerusakan wilayah pesisir
yang diakibatkan oleh deforestasi mangrove. Pesatnya pembangunan industri,
perumahan, pertanian di sepanjang pantai utara Jawa mendorong kerusakan
ekosistem mangrove yang sangat berperan dalam produktifitas perairan.
4. Penggunaan bahan kimia/pestisida di tambak
Petani tambak di Desa Korowelanganyar menggunakan berbagai jenis bahan kimia/pestisida bagi
kegiatan pertambakan mereka. Bahan kimia/pestisida yang dikonsumsi oleh ikan
berpotensi untuk meninggalkan residu pada ikan dan meracuni satwa liar lain, terutama burung air dan mammalia pemakan ikan.
5. Sarana dan Prasarana Penunjang yang kurang memadai
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan perikanan
budidaya / pertambakan yang kurang memadalai adalah belum ada Tempat Pelelangan
ikan (TPI) yang berjalan aktif. Dahulu
ada satu TPI di Desa Korowelanganyar tetapi sekarang sudah tidak berjalan.
6. Keterbatasan Modal dan Akses
Pasar
Modal
yang terbatas dan akses pasar yang kurang akan mengakibatkan pendapatan nelayan semakin berkurang. Kecilnya
pendapatan memaksa nelayan untuk mencari modal dari pihak ketiga. Dalam kondisi
seperti ini nelayan yang menjadi anggota KUD masih beruntung karena masalah
permodalan bisa diatasi tanpa harus kehilangan keuntungan dari harga jual.
Namun bagi nelayan kecil yang tidak terfasilitasi oleh KUD, bakul/tengkulak
adalah pilihan satu-satunya. Ketika keterikatan pada tengkulak sudah terbentuk,
maka nelayan sulit sekali untuk keluar dari jeratan hutang yang berujung pada
kemiskinan.
II.
VISI, MISI DAN TUJUAN UMUM
2.1. Visi
Terwujudnya
masyarakat yang damai, maju, sejahtera melalui pengembangan wilayah sentra penghasil
komoditas unggulan ikan bandeng.
2.2. Misi
1.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
2.
Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi
produktif
3. Menetapkan dan meningkatkan hubungan kerjasama
kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat
4.
Mengembangkan dan meningkatkan kualitas infrastruktur
5. Mewujudkan
lingkungan hidup yang lestari
2.3. Tujuan Umum
Terwujudnya
Desa Korowelanganyar sebagai sentra penghasil komoditas unggulan ikan bandeng melalui
peningkatan produksi dan produktivitas ikan bandeng dan pembangunan infrastuktur
yang menunjang dalam meningkatkan perekonomian masyarakat
III.
IDENTIFIKASI PEMBATAS DAN KENDALA
3.1. Identifikasi Pembatas
1. Adanya pemanfaatan
Sumber Daya Alam yaitu pengembangan budidaya tambak, tetapi Sumber Daya Manusia
masih rendah dan Teknologinya masih terbatas.
2. Adanya permintaan
pasar yang tinggi, tetapi sarana dan prasarana penunjang belum memadai.
3. Adanya
usaha perikanan budidaya/pertambakan, tetapi keterbatasan modal dan akses pasar.
3.2.
Kendala
1. Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih rendah
2. Sarana dan Prasarana yang belum memadai
3. Keterbatasan modal dan akses pasar
4. Teknologi
Budidaya yang masih sederhana
IV.
MEMPROYEKSIKAN BERBAGAI VARIABEL TERKAIT
4.1. Variabel yang bisa dikendalikan
Variabel
yang bisa dikendalikan dapat berupa penyediaan sarana prasarana, akses modal
dan pasar, dukungan peraturan pemerintah daerah serta pengaturan wilayah
pengembangannya. Hal tersebut nantinya akan tertuang jelas dalam Rencana Jangka
Pendek, Menengah dan Jangka Panjang.
4.2. Variabel yang tidak bisa dikendalikan
Varibel
yang tidak dapat dikendalikan seperti faktor alam, yaitu iklim dan cuaca.
V.
SASARAN YANG DAPAT DI CAPAI DALAM KURUN WAKTU TERTENTU
Sasaran yang
dapat dicapai dalam kurun waktu rertentu dapat dilihat pada 3 jangka waktu
sebagai berukut :
5.1. Sasaran Jangka Pendek
1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
2.
Perencanaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif
5.2.
Sasaran Jangka Menengah
1. Pengembangan Sarana dan Prasarana yang memadai
2.
Peningkatan produksi dan produktivitas ikan bandeng
3. Peningkatan Hutan Mangrove
5.3.
Sasaran Jangka Panjang
1. Pembangunan Infrastruktur Penunjang yang berkualitas
2. Penyediaan akses pasar dan keterbatasan modal
3. Peningkatan hubungan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah,
swasta dan masyarakat
VI.
MENCARI DAN MENGEVALUASI BERBAGAI ALTERNATIF UNTUK MENCAPAI SASARAN
Alternatif
untuk mencapai sasaran dalam Perencanaan Wilayah Desa Korowelanganyar Kecamatan
Cepiring Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :
1. Menggugah kesadaaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan bandeng
Semakin
banyak orang yang mengkonsumsi ikan bandeng, diharapkan produksi dan
produktivitas ikan bandeng akan meningkat, karena petani tambak berupaya untuk
memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
Ikan Bandeng
ditengarai memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik dibandingkan ikan Salmon
yang mendunia itu. Kandungan Omega-3 ikan Bandeng ternyata enam kali lebih
tinggi dibandingkan ikan Salmon. Dan, kandungan lemak ‘sehat’ dalam perut ikan
bandeng juga cukup tinggi sehingga bisa menjadi pilihan terbaik ikan konsumsi.
2. Membuat produk olahan seperti Bandeng Cabut Duri
Tak hanya
Semarang dan Pati saja yang dikenal sebagai sentra penghasil ikan bandeng,
Kabupaten Kendal juga memiliki potensi bandeng yang cukup melimpah. Sekarang
ini potensi ikan bandeng tak hanya dipasarkan dalam bentuk ikan mentah, namun
sudah mulai diolah menjadi berbagai jenis makanan olahan seperti misalnya
bandeng cabut duri yang menjadi salah satu makanan khas atau oleh-oleh
tradisional khas Daerah Kendal.
Bandeng cabut duri |
Bandeng cabut duri secara ekonomis yang diproduksi di Kendal lebih
tinggi nilainya dibanding bandeng presto maupun bandeng biasa. Perkilogramnya,
bandeng yang durinya telah dibersihkan dengan cara dicabut secara manual
tersebut bisa dijual Rp 35.000,00 hingga Rp
40.000,00
Padahal jika dijual biasa harganya
hanya sekitar Rp 14.000,00. Bandeng
cabut duri juga dijual dengan kondisi masih segar. Sehingga bisa digunakan
untuk beberapa variatif jenis masakan.
VII. MEMILIH ALTERNATIF DAN FAKTOR
PENDUKUNG
Pemilihan alternatif
untuk mencapai sasaran dan faktor pendukung dalam Perencanaan Wilayah Desa
Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi produktif
Jumlah industri rumah tangga bandeng
cabut duri yang masih minim, maka terpaksa permintaan tersebut belum bisa
terpenuhi. Saat ini ada
sekitar 10 industri rumah tangga di seluruh Kabupaten Kendal. Setiap industri rumah tangga, dengan satu tenaga
ahli, relatif dalam sehari hanya bisa melakukan produksi pencabutan duri
bandeng hingga 10 kilogram.
2. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang
Komoditas Unggulan Ikan Bandeng dan hasil olahannya
Untuk
memperkenalkan ke khalayak luas produk unggulan Kabupaten Kendal ini, pelaksana
Expo Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) Kuliner 2010 Kendal telah mengadakan kegiatan lomba cabut duri bandeng.
Kegiatan promosi
produk bandeng cabut duri dari kendal ternyata cukup berhasil. buktinya saat
ini, dalam sehari setidaknya 500 kilogram pesanan bandeng cabut duri dari
beberapa daerah.
VIII.
MENYUSUN KEBIJAKAN DAN STRATEGI
8.1. Kebijakan
1. Menjadikan Komoditas Unggulan Ikan Bandeng
sebagai ikon Kabupaten Kendal
Produksi
ikan bandeng di Kendal setiap tahunya mencapai 5 ton lebih atau setara dengan
nilai omset mencapai Rp 62 milliar. Produksi bandeng itu dihasilkan 1332
pembudidaya yang menggarap 3428,19 hektare tambak di tujuh kecamatan, termasuk Kecamatan Cepiring.
Produksi
ikan bandeng yang cukup tinggi setiap tahunnya sehingga wajar kalau Bupati Kendal sudah mentukan kalau bandeng akan
menjadi ikon Kabupaten Kendal
2. Mempertahankan kualitas ikan bandeng
Bandeng
hasil produksi pembudidaya masyarakat Kendal sangat enak rasanya sehingga
banyak diambil pengusaha bandeng dari luar daerah. Bandeng khas
Kendal diberi nama bandeng tanpa duri
(tandu) dan bisa dimasak menjadi banyak variasi yaitu otak-otak, pepes, bakso
serta keripik jagung rasa bandeng.
Semua bagian
bandeng bisa dimanfaatkan tidak ada yang dibuang, mulai dari duri, sisik bahkan
kotoran bisa dimanfaatkan semua.
8.2. Strategi
1. Memperkenalkan ikan bandeng dan produk olahannya kepada masyarakat luas.
BAB
III
PENUTUP
Letak
Kabupaten Kendal yang sangat strategis berada di jalur utama bagian utara Pulau
Jawa, ternyata memberikan banyak keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat
setempat. Sekarang ini banyak investor
yang mulai melirik potensi bisnis daerah Kendal yang letaknya di bagian
utara Provinsi Jawa tengah ini.
Desa
Korowelanganyar Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal mempunyai jenis ikan yang cukup banyak dibudidayakan yaitu Ikan bandeng. Peluang untuk mengembangkan ikan bandeng masih sangat besar, karena saat ini hasil produksinya
masih belum mampu memenuhi permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor. Ikan bandeng juga banyak digemari konsumen karena dagingnya empuk,
rasanya enak dan gurih sertakandungan omega 3 6 x
lebih besar disbanding ikan salmon.
Peningkatan
produksi ini masih sangat dimungkinkan, dengan dasar : luas lahan yang
tersedia untuk budidaya di air laut, air payau dan air tawar terhampar
dalam jumlah besar, spesies yang telah berhasil dibudidayakan cukup banyak,
teknologi budidayanya telah dikuasai, dan tersedianya sumberdaya manusia yang
cukup.
Reference :
Anonim. 2012. Fakta
Ikan Bandeng Vs Ikan Salmon. http://www.thecrowdvoice.com/post/fakta-ikan-bandeng-vs-ikan-salmon-3414014.html
Special thanks to : Bpk. Dr. Ir. Bambang Sudarmanto, S.Pt, MP
Ayo Daftar Sekarang, Nikmati Freechip Berlimpah Setiap Hari... Join Disini Banyak Jenis Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah...
BalasHapus